Perjalanan panjang beberapa hari ini memberikan hadiah yang begitu berarti. Betapa tidak. Saya harus melihat beragam ekspresi wajah dari masyarakat yang berbeda. Penantian, kebahagiaan, keletihan, kecapean, gembira, dan beragam lagi ekspresi yang sebagian tidak bisa ditebak apa yang sedang dipikirkannya.
Sanana, kepulauan Sula. Yah baru kali ini saya melakukan perjalanan panjang. Berawal dari pelabuhan Bobong (Taliabu Barat), singgah sehari di kota Luwuk (Sulawesi Tengah), lalu terbang kekota Manado (Sulawesi Utara) istirahat disana beberapa hari, kemudian terbang lagi ke Ternate (Maluku Utara) dalam menghadiri pelantikan pemimpin baru Perempuan pertama (Bupati kepulauan Sula).
Siapa sangka, dalam perjalan ini wajah-wajah Perempuan maluku-Sulawesi begitu banyak dihadirkan. Apa karena pemimpin barunya Perempuan hingga yang nampak hampir dari keseluruhannya pekerja adalah Perempuan? Betapa tidak!! Antusias perempuan-perempuan pekerja ini begitu ekstra. Mereka menantikan pemimpin baru mereka dengan semangat yang menggebu-gebu. Mulai dari memasak, membersihkan dapur, mengepel, mereka bahu membahu dalam bekerja. Betapa kuatnya perempuan-perempuan itu.
Laki-lakinya dimana?? Ada, mereka juga bekerja. Mereka memotong hewan sebagai menu makanan. Mereka juga diperlukan jika perempuan didapur tidak bisa lagi sampai untuk mengambil sesuatu. Tentu saja, tidak semua perempuan didapur itu ada yang bekerja. Mereka ada yang bertindak sebagai kepala, yang kerjanya hanya menyuruh, ini-itu, ini-itu, ini-itu. Mungkin bisa dikatakan dia sebagai kepala dapur yang menghendel semua pekerja, agar bisa dikerjakan sesuai tugas masing-masing. Dan tidak ada yang mengambil alih pekerjaan yang lain.
Apakah hanya wajah-wajah didapur, sebagai pekerja yang dilihat? Tentu tidak. Setelah beberapa hari di Ternate, kemudian melakukan penyebarangan dengan menggunakan kapal Barcelona 1 menuju pelabuhan Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara.
Setelah Melewati malam yang begitu genting, karena ada hal-hal yang membuat gaduh dan keruh keadaan hingga kapal tertunda keberangkatannya. Yang seharusnya jam 17. 00 telah melaju membela lautan Maluku, namun agak sedikit terhambat.
Perjalanan kapal Barcelona menuju laut Sanana tidaklah mudah, namun berakhir dengan sorak-sorai, bunyi gong yang menggema, suara harmonika menambah harmonisnya suasana, tarian ibu-ibu diatas perahu Jonson, dan bunga kembang api bermekaran diatas langit Sanana disiang hari.
Wajah-wajah masyarakat Sanana yang begitu gagap-gempita. Bersorak, menari, menyanyi, mentalu gong, menghias perahu-perahu mereka dengan pucuk-pucuk daun kelapa muda. Betapa semangat mereka terbakar, dibawah terik matahari yang begitu menyengat. Wajah-wajah ibu paruh baya, menari dengan riangnya diatas perahu yang melaju. Tak lagi ada ketakutan, jatuh kedalam laut biru yang dalam. Ia tetap terus menari. Dengan senyum manis, menampakkan kerutan-kerutan yang ada diwajahnya. Ia tidak peduli lagi dengan sinar matahari yang membakar. Baju gamis putih, melekat ditubuhnya yang kecil. Diterpa angin, laut ia bergerak-gerak mengikuti gerak tari yang dilakukannya.
Ada keinginan yang penuh harap kepada pemimpin baru. Terlukis di wajah mereka. Entah apapun itu, namun dalam air wajah mereka-tergambar ingin menyampaikan kepada pemimpin baru itu. "Lihatlah kami. Kami mendukung apapun keputusanmu untuk kesejahteraan kami, masyarakat Sula"
Siang itu, pemandangan laut begitu terbakar. Dengan kegembiraan yang begitu menyala, tak terasa air mata juga ikut jatuh. Tangis haru yang kurasa, betapa masyarakat mendukung penuh. Ada yang mereka harapkan dari pemimpin mereka. Ada yang mereka inginkan dari pemimpin mereka.
Wajah-wajah antusias masyarakat yang begitu memukau. Ibu-ibu yang tak kenal lelah. Anak-anak yang bersorak, bergembira meski tak tahu apa arti dari penyambutan itu. Harapan rakyat. Harapan ibu-ibu. Harapan para remaja. Harapan bapak-bapak. Harapan semua.
Antusias mereka, antusias masyarakat. Yang menginginkan perubahan, semoga dengan cinta mereka mendapatkan cinta dari pemimpin baru sebagai wujud pemimpin yang ber-amanah penuh tanggungjawab, dengan sikap kebajikan.