Lihat ke Halaman Asli

Bersama Anak, Membuka Jendela Dunia Dihari Libur

Diperbarui: 24 Juli 2016   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpustakaan adalah gudang ilmu yang wajib kita bongkar jika kita ingin kaya akan pengetahuan. Tak cukup hanya dengan searching di Google suatu tempat dimana para blogger dengan bebas menciptakan teori baru yang lebih tepat disebut sebagai hipotesis tanpa adanya penelitian lanjutan, karena itulah buku seharusnya tetap menjadi menu utama untuk memahami banyak teori sebagai kunci untuk membuka jendela dunia. Namun embel-embel kutu buku seringkali dihindari oleh para pelajar di Indonesia, mungkin karena pada dasarnya mahasiswi cantik dan seksi lebih banyak digandrungi oleh pemain basket daripada mahasiswi yang sering lolos dalam lomba penulisan KTI.

Di Indonesia ketika saya masih duduk di bangku SMA, pengunjung kantin di jam istirahat lebih banyak dari pengunjung perpustakaan meskipun sesekali waktu saya mencoba menunggu sampai jam masuk kelas berbunyi kembali. Begitu juga ketika saya belajar di perguruan tinggi, beberapa kali di perpustakaan kampus saya bertemu dengan teman yang tidak pernah masuk ke perpustakaan tersebut, ketika saya tanya ada keperluan apa, jawaban mereka masih sama, "Cari tugasnya ngga boleh dari internet." 

Menurut saya itu ide bagus dari dosen yang bersangkutan agar perpustakaan tidak semakin sepi. Lalu ketika saya masuk ke perpustakaan umum saya hanya melihat orang "itu-itu" saja, beberapa pegawai perpustakaan, beberapa orang yang terkadang masih berseragam PNS dan beberapa pelajar yang berkacamata. Bukan rahasia lagi jika warnet, shopping mall, atau cafe dengan full wifi adalah tempat yang paling diincar oleh para pelajar di Indonesia.

Pemandangan yang luar biasa saya temukan ketika saya berada di Hong Kong, "Public Library" seakan rumah kedua bagi masyarakat Hong Kong. Tata ruang beberapa perpustakaan yang coba saya masuki sekilas hampir sama dengan perpustakaan umum yang ada di Indonesia, hanya saja ada dua ruang yang berbeda yang disediakan bagi para pengunjung perpustakaan. 

Ruang anak-anak dibuat terpisah dari ruang umum. Di ruang anak-anak tersedia banyak buku untuk anak usia dua sampai enam tahun, serta buku-buku untuk anak sekolah dasar, di ruang itu pula ada tempat duduk dan meja belajar yang disediakan untuk orangtua dan anak-anaknya, sekilas terlihat seperti ruang kelas di taman kanak-kanak. Sedangkan di ruang umum terdapat buku-buku literatur, sastra, dan lain sebagainya dengan meja memanjang yang diberi sekat seperti halnya perpustakaan umum di Indonesia.

Di Hong Kong sejak kecil anak telah dibiasakan untuk membaca buku dan memanfaatkan perpustakaan sebagai gudang ilmu. Di hari biasa, banyak pelajar dari sekolah menengah yang menghabiskan jam istirahat mereka untuk membaca buku di perpustakaan umum terdekat. Banyak juga mahasiswa dan karyawan yang membaca buku diperpustakaan di waktu luang mereka. 

Jika kita ingin membaca buku dirumah kita bisa meminjamnya dengan mengisi formulir pendaftaran terlebih dahulu serta membawa KTP (Hong Kong ID Card) lalu petugas akan membantu kita untuk mendaftar secara online, setelah proses pendaftaran selesai kita hanya perlu membawa KTP untuk meminjam buku dari perpustakaan.  

Bagi para pendatang yang berstatus sebagai pekerja kita harus mengisi formulir pendaftaran dengan membawa KTP (Hong Kong ID Card) dan kontrak kerja. Setelah terdaftar secara online kita dapat meminjam buku dari setiap Public Library yang terdapat di Hong Kong. Mudahnya lagi untuk memperpanjang tanggal peminjaman buku dapat kita lakukan secara online (terdapat dalam buku panduan yang diberikan kepada setiap para anggota baru), atau dengan datang langsung ke perpustakaan.

Di negara maju seperti Hong Kong, para orangtua membiasakan anak untuk membaca dan menggali ilmu dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan umum. Padatnya jadwal kerja tak membuat mereka lupa untuk meluangkan waktu dan membawa anak-anaknya ke perpustakaan. Di hari libur, perpustakaan umum di Hong Kong lebih ramai dikunjungi orangtua dan anak-anaknya, lalu kemanakah orangtua di Indonesia membawa anak-anaknya untuk berlibur?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline