Lihat ke Halaman Asli

Rina Sakina

خير الناس أنفعهم للناس🌹

Wajarkah Anak Korban Perceraian Sulit Menerima Keluarga Barunya?

Diperbarui: 16 Januari 2023   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lovepik.com

Bagi sebagian orang, keluarga adalah tempat pulang ternyaman untuk saling berbagi, bercerita, menumpahkan segala keluh kesah, dan tempat di mana kita disayangi dan dicintai. Namun jangan salah, ada sebagian dari kita yang menganggap bahwa keluarga adalah tempat terburuknya untuk sekedar singgah apalagi hidup berdampingan. Mengapa demikian? Salah satunya adalah dampak dari broken home. 

Lantas, apa itu broken home? secara istilah broken home menggambarkan kondisi keluarga yang tidak baik-baik saja. Mau itu akibat dari perceraian, perselingkuhan, hubungan anak kepada orang tua atau orang tua kepada anak yang tidak harmonis, bahkan kematian salah satu pihak orang tua.

Seringkali orang lain menganggap bahwa anak broken home itu berandalan alias anak nakal yang sering kali menganggu aktivitas sosial di sebuah masyarakat. Ya, mau tidak dianggap begitu pun oranglain tak pernah tau, apa yang sebenarnya dirasakan seorang anak broken sehingga ia berbuat seperti itu.

Banyak juga kok, anak broken home yang melampiaskan rasa kesalnya, kecewanya, marahnya, akibat kehilangan keluarga utuhnya yang kini berubah menjadi seseorang yang berarti bagi orang lain. Ada yang melampiaskannya dengan cara masuk pesantren, yang bahkan hal itu bisa menyembuhkan paling sedikit rasa kecewanya yang mendalam.

Namun apa jadinya, ketika seorang anak yang baru saja terapi di pesantren alias menyembuhkan lukanya yang ia derita selama ini, tiba-tiba kembali pada keluarganya yang masing-masingnya sudah saling berkeluarga? 

Di sinilah, saudara saya sendiri yang akan berbagi pengalamannya, dan cerita suka dukanya menjadi anak broken home seorang diri di era gempuran keluarga harmonis yang sering kali melanda batinnya, ia berkata, "Apakah aku ini tak layak sebahagia mereka kah (anak-anak normal pada umumnya)? 

btw aku bahkan dipaksa nulis untuk menceritakan ini semua ya, huhu, hanya sebagai pelajaran saja, semoga kita bisa mengambil ibrohnya yaa para readers :').

Namun aku lagi-lagi menepis perkataanya dan menguatkan kondisinya kembali dengan berkata, "Say, jangan begitu. Kamu punya Alloh. kamu berhak bahagia. Sabarlah! jalanilah! hidup ini perih, gak ada yang mulus. Huhu, aku aja seringkali menghadapi perbedaan pendapat dan pandangan ama orang tuaku,. itu wajar, karena semua terjadi tidak lain Alloh lebih menyayangimu, mencintaimu, makanya Alloh mengujiMu, karena Ia ingin kamu membuktikan, bahwa kamu adalah mahkluk terbaik, yang berani bersabar dan ikhlas atas segala macam cobaan-Nya", tuturku, yang alhamdulillah menenangkan batinnya kembali (wajar ya, manusia, aral, ngeluh, wong lagi sakit aja kita bisa nyabarin orang, pas nyampe sakitnya ke kita, kadang ngeluh juga kan?wkkw)

Beginilah awal ceritanya, saya memang sudah tau banget ya, wong ini cerita saudaraku sendiri, hihi, tapi tenang aja pemirsa, aman ko, gak bakal aku publish siapa orangnya, wkkw, enak aja, nanti ya aku yang pusing sendirii, hii

Saudaraku pada suatu hari curhat kepadaku dan tiba² mengatakan, "Saya tidak malu rin, wong bukan saya yang melakukan tindakan demikian, dan saya juga gak bisa melawan taqdir Allah agar kedua orangtua saya kembali bersama. Karena saya yakin dan percaya, banyak sekali hikmah yang bisa saya dapatkan, agar saya tetap berhati-hati menghadapi segala hal, termasuk membangun kepercayaan saya dengan lawan jenis", tuturnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline