Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan

Diperbarui: 23 Januari 2023   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memasuki tahun pelajaran 2022/2023, dunia pendidikan Indonesia mulai menerapkan kurikulum baru. Kurikulum tersebut adalah kurikulum merdeka. Kurikulum yang digaung-gaungkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yakni Nadiem Makarim ini memiliki karakter yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum sebelumnya yang masih digunakan hingga saat ini adalah kurikulum 2013 dan kurikulum darurat. 

Perbedaan yang mendasar antara Kurikulum Merdeka (KurMer) dengan kurikulum 2013 antara lain :

  • Kurikulum 2013 dirancang berdasarkan tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan, sedangkan dalam Kurikulum Merdeka menambahkan pengembangan profil pelajar Pancasila.
  • Jam Pelajaran (JP) pada Kurikulum 2013 diatur per minggu, sedangkan JP pada Kurikulum Merdeka diatur per tahun.
  • Proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja sesuai kebutuhan serta kemampuan guru dan murid yang diajar. Sedangkan Kurikulum 2013 mengutamakan kegiatan pembelajaran di kelas.
  • Penilaian pada Kurikulum 2013 berdasarkan aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku. Sedangkan Kurikulum Merdeka mengutamakan penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Seperti yang sudah disinggung di atas, salah satu ciri dari implementasi kurikulum merdeka di sekolah adalah adanya pengembangan profil pelajar Pancasila. Kegiatan ini berupa projek penguatan profil pelajar Pancasila, atau yang biasanya disingkat P5. Kegiatan P5 ini merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-nilai pancasila. 

Selain itu, kegiatan P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Kegiatan P5 yang digadang-gadang dilaksanakan di tiap sekolah memiliki 7 (tujuh) tema  projek yang wajib dilaksanakan dalam 3 tahun bagi Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketujuh tema projek tersebut adalah :

  • Gaya Hidup Berkelanjutan. 
  • Kearifan Lokal. 
  • Bhineka Tunggal Ika. 
  • Bangunlah Jiwa dan Raganya.
  • Suara Demokrasi. 
  • Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI.
  • Kewirausahaan

Dalam pelaksanaanya, ketujuh tema projek tersebut dapat dilaksanakan secara acak, tidak harus urut dan disesuaikan dengan kondisi sekolah. 

Di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan, pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) yang dilakukan pada peserta didik  fase E (kelas X) diantaranya bangunlah jiwa dan raganya, gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan. Kegiatan P5 pada tema bangunlah jiwa dan raganya dan gaya hidup berkelanjutan sudah dilaksanakan pada bulan September- Oktober 2022. 

Pada tema Bangunlah Jiwa dan raganya, kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan  kegiatan kemah besar HW (Hizbul Wathan) bagi peserta didik fase E. Sedangkan pada tema Gaya Hidup Berkelanjutan, telah dilaksanakan disekolah pada bulan Oktober 2022. Pada tema ini, peserta didik diminta membuat projek pengolahan daur ulang sampah. Kegiatan ini mendapatkan output berupa produk-produk kerajinan yang dihasilkan dari daur ulang sampah, seperti jam dinding yang terbuat dari kepingan CD yang tidak dipakai lagi dan sampah kertas yang digulung menjadi kecil. Selain itu produk yang dihasilkan adalah hiasan dinding dari sendok plastik, vas bunga yang terbuat dari botol air mineral yang ditutupi dengan benang, tas dari tutup botol dan masih banyak lagi.

Sedangkan pada tema Kewirausahaan, SMA Muhammadiyah 1 Muntilan mengambil sub tema Kreasi Potensi UMKM Se Kecamatan Muntilan. Pada projek ini ada 4 tahapan projek yang dilaksanakan. Ke empat tahapan projek tersebut adalah 1) Pengenalan, 2) kontekstualisasi, 3) aksi dan 4) refleksi.  Pada tahapan pengenalan, aktivitas yang dilakukan adalah memahami konsep kewirausahaan dan mengenal karakter wirausaha. pada tahapan ini, diadakan talkshow tentang tokoh wirausaha yang sukses di kecamatan Muntilan.

Pada tahapan konstekstualisasi, ada 5 (lima) aktivitas yang dilaksanakan oleh peserta didik. Aktivitas yang pertama adalah mengenal potensi UMKM kecamatan Muntilan. Pada aktivitas ini, peserta didik diajak untuk mengenal berbagai potensi UMKM yang ada di kecamatan Muntilan, seperti olahan sempol, olahan siomay, frozen food dan lain-lain. Aktivitas yang kedua adalah observasi dan wawancara tentang proses pembuatan dan system penjualan produk. Pada tahapan ini, peserta didik diajak untuk observasi langsung ke lapangan tentang satu makanan olahan yang dipilih ke nara sumbernya langsung. 

Aktivitas yang ketiga adalah menyusun program wirausaha, yakni setiap kelompok peserta didik berdiskusi untuk menyusun satu (1) program wirausaha. Aktivitas selanjutnya adalah menyusun strategi penjualan produk yang dibuat dalam bentuk proposal usaha. Aktivitas yang terakhir pada tahapan kontekstualisasi adalah mempresentasikan program usaha yang disusun. 

Tahapan yang 3 pada pelaksanaan P5 adalah tahapan Aksi. Pada tahapan ini, ada 2 aktivitas / kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta didik. Yaitu persiiapan pameran berupa stand dan pelaksanaan pameran. Pelaksanaan pameran ini dikenal juga dengan istilah Gelar Karya. Pada tahapan ini, di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan dilaksanakan bersamaan dengan diadakannya ujian praktik seni yang tergabung denga tema besar Pensibaku#2. Tahapan projek yang terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi, terdapat 2 aktivitas yaitu menyusun refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dan membuat portofolio.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline