Lihat ke Halaman Asli

Rina R. Ridwan

Ibu yang suka menulis

Drama China, Tak Lekang Menawan

Diperbarui: 15 Agustus 2024   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict from https://www.dizigom.tv/the-rational-life-1-sezon-1-bolum-hd1/

Ada masa ketika hari Sabtu begitu dinanti. Bukan karena wakuncar (waktu kkunjung pacar), melainkan untuk menyewa kaset video film silat seperti "The Condor Heroes" dll. Masih teringat saat itu, harga sewa persatuan adalah seribu rupiah, dan jika sewa sepuluh diberi gratis dua. Masa masih video berbentuk kotak persegi yang disebut VHS jika tak salah,

Setelahnya, penuh semangat membawa pulang untuk diputar sepanjang hari Sabtu dan Minggu. Saat itu adalah masa keemasan Adam Chen, juga Andy Lau yang sempat datang ke sini dan Yuni Shara menyanyikan soundtrack serialnya yang sohor dan banyak digemari,

Tak lama serangan Drama Korea masuk. Belum lagi serial anak-anak Jepang yang tak kalah ramai muncul. Drama Korea masih bertahan hingga sekarang dan begitu banyak yang menggemari, terlebih setelah film "Parasyte' memenangkan Piala Oscar.

Sebagai penggemar film, ada kalanya saya tetap menonton, meski tak selalu mengikuti yang sedang ramai diperbincangkan. Bahkan saya mengikuti serial Turki, dan ketika serial Turki break, dalam sebulan ini, saya kembali mengikuti drama China karena rindu dengan busananya yang khas dan musiknya yang lembut.

Ada tiga film yang saya tonton marathon saat sedang bosan membaca buku-buku yang masih menumpuk.

1 The Rational Life

"The Rational Life" serial produksi  2021 dengan 35 episodes yang masing-masing berdurasi kurang lebih 45 menit. Alasan saya memilih film ini karena ingin melihat keindahan negara China, terutama Shanghai tempat film ini dibuat. Cerita utama adalah tentang perempuan karier bernama Shen Ruo Xin (Qin Lan) dengan asistennya  Qi Xiao (Dylan Wang).

Tak melulu tentang dunia kerja yang saling menyikut untuk promosi jabatan,  bagaimana menolak boss yang menyukai bawahannya dengan berondongan hadiah mahal. Juga tentang hubungan perempuan dengan lelaki yang usianya jauh lebih muda, disertai  bagaimana tanggapan masing-masing orang tua keduanya.

Ada juga cerita tentang persahabatan, masalah menjadi perempuan karier yang awet melajang, dan perempuan menikah yang tak menginginkan anak dan bosan menjadi ibu rumah tangga. Semua dikemas begitu realistis.  Mengingatkan kita, bahwa baik sudah menikah atau berkarier, tetap akan selalu ada masalah dalam hidup ini. Begitu juga ketika hendak memutuskan untuk memiliki anak ataupun tidak.

Adegan paling mengharukan bagi saya adalah percakapan dua ibu tentang anak mereka yang berhubungan dengan gap usia begitu jauh. Sang ibu lelaki tak berkeberatan selama anaknya bahagia dan memercayai pilihannya. Sementara sang ibu perempuan memiliki ketakutan dari pembicaraan masyarakat, hingga bagaimana nanti bila sang anak menua, sementara suaminya masih muda dan di puncak karier. Hal mirip dengan yang sering terjadi di sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline