Lihat ke Halaman Asli

Rina R. Ridwan

Ibu yang suka menulis

Dirgahayu, Kompas!

Diperbarui: 28 Juni 2020   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bagi saya, Kompas bagai perjalanan hidup sendiri. Karena koran pertama yang saya kenal adalah Kompas. Keluarga kami berlangganan kompas sejak lama. Selalu menyenangkan ketika datang dengan aroma kertas yang khas. Bukan hanya kertasnya yang cemerlang, juga tulisannya yang rapi membuat nyaman untuk membacanya.

Tak jarang, kami suka berebut untuk membaca. Hingga akhirnya ayah berbagi dengan memberi masing-masing lembaran rubrik kesukaan kepada kami. Secara tidak langsung, Kompas menjadi pembuka jalan kami gemar membaca.

Saat memasuki dunia perkawinan, suami juga pelanggan Kompas. Jadi bukan kebetulan bila kehadiran Kompas terus menyertai. Bahkan ibu mertua, tak pernah tertarik dengan koran lain untuk dibaca. Hanya Kompas hingga akhir hayatnya.

Itulah kenapa saat saya mulai semakin suka menulis, saya memilih Kompasiana sebagai ajang 'uji nyali' karena bisa dibaca siapa saja. Bukan tanpa persiapan, karena sebelum berani menulis, saya belajar dahulu bagaimana cara menulis dengan baik dan benar. Saya tak pernah membaca aturan menulis di Kompas, tetapi saya sangat yakin  bila koran sebesar Kompas pasti akan menuntut kesempurnaan, setidaknya minim saltik.

Membaca Kompas layaknya membaca sebagian kehidupan ini, yang terus disajikan setiap hari tanpa henti sepanjang lebih dari setengah abad. Sebuah prestasi yang tentunya patut dihargai. Tak mudah mempertahankan prestasi dibanding meraih prestasi itu sendiri. Walau gempuran pesaing begitu banyak, Kompas memiliki kekuatan yang tak terbantahkan.

Kompas adalah juga bagian dari perjalanan Indonesia. Bersama segala berita yang tepercaya tanpa henti disajikan setiap hari. Mengiringi pergantian orde, mengiringi pergantian zaman dan juga pergantian generasi. Sungguh luar biasa.

Kompas juga menjadi bagian dari perjalanan hidup sebagian besar masyarakat Indonesia, salah satunya adalah saya. Karena hingga sekarang, saya selalu menjadikan Kompas sebagai 'kompas' kebenaran sebuah berita.

Dirgahayu, Kompas!

Terima kasih telah membersamai kami selama ini.

Semoga terus dan terus berjaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline