Pertanyaan yang diajukan seseorang pada sebuah komunitas ini, cukup menggelitik saya. Ketika sebagian besar orang bersibuk diri menjalani hidupnya, tak jarang melupakan waktu yang sudah dilalui, hingga saat tua baru menyadari.
Seperti kata Seno Gumira Ajidarma, "Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa."
Saya mencoba mengartikan pertanyaan di sini, dalam makna tua yang sebenarnya, bukan bertambahnya usia belaka.
Menurut Departemen kesehatan RI 2009, ada tiga kategori usia tua, atau yang disebut lansia.
- Usia 46-55 tahun, disebut sebagai masa lansia awal. Masa peralihan menjadi tua, di mana mulai terjadi penurunan jumlah hormon pada tubuh dan fungsi organ juga.
- Usia 56- 65 tahun, disebut sebagai masa lansia akhir. Masa menuju tua yang harus memperhatikan psikis, biasanya mulai menurunnya indera penglihatan dan pendengaran.
- Yang terakhir adalah usia 65 -- ke atas.
WHO memasukkan usia 66-79 tahun sebagai setengah baya, dan baru disebut tua saat usia 80-99 tahun.
Terasa sekali perbedaan penggolongan keduanya.
Ada sebuah fakta yang menarik dari dulu hingga sekarang. Bahwa begitu banyak yang merasa ketakutan menjadi tua. Lebih tepatnya, wajahnya terlihat tua.
Bukan hanya kaum Hawa, namun kaum Adam demikian juga. Lihat sekarang mereka juga tak malu untuk melakukan operasi plastik. Tarik sana, tarik sini agar keriput tak membuat wajah kusut.
Lihat bagaimana perempuan begitu 'sibuk' membuat wajahnya agar terlihat muda terus. Perawatan ratusan juta tak menjadi masalah bagi yang mampu.
Teman saya setiap tiga bulan sekali sibuk suntik untuk mempertahankan kulit putih dan glowingnya, belum perawatan lain yang dilakukan di luar negeri. Semuanya sah-sah saja, namanya juga keinginan.
Bukan hanya wajah dan tubuh, sekarang sudah begitu banyak yang walau disebut tua, masih aktif dan punya banyak kesibukan, tak melulu seperti dulu. Stigma bahwa tua itu lemah tak berdaya, harus banyak berdiam diri di rumah, momong cucu dan melakukan banyak ibadah, sepertinya sudah mulai digeser.