Lihat ke Halaman Asli

Rina R. Ridwan

Ibu yang suka menulis

Kota Malang yang Tak Malang

Diperbarui: 12 Agustus 2019   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dahulu, Kota Malang adalah tujuan berlibur di setiap akhir pekan. Tentu saja lebih banyak ke kota Batu dibandingkan hanya di Malang saja. Hawanya yang dingin adalah salah satu alasan terbaik melarikan diri dari kota Surabaya yang menyengat. Terlebih saat sudah ada jalan tol yang menggunting waktu perjalanan dari Surabaya ke sana.

Tiga tahun sudah saya menetap di kota ini. Walau hampir seminggu dua kali saya selalu ke kota kelahiran saya, Surabaya. Hawanya masih dingin di sekitar tempat saya tinggal, hingga saya tak membutuhkan air conditioner di rumah. Karena suka menulis, tentu saja saya suka jalan melihat sisi-sisi kota ini. Dari makanan khas, hingga fanatisme penduduk pada klub sepakbola Arema.

Kuliner

Di kota ini, sarapan khasnya adalah nasi jagung atau sego empok, berisi nasi jagung disertai sayur urap, lodeh atau orek tempe, perkedel jagung, mendol(makanan dari tempe) plus sambal. Cukup dengan lima ribu rupiah, anda sudah bisa menikmatinya. Bahkan uang seribu masih bisa untuk membeli kue tradisional atau bothok tahu tempe.

Bakso Malang, sudah biasa. Namun Teuku Wisnu tak salah mengawali usaha kuenya di sini yang akhirnya menjadi brand. Strudle Malang yang lezat dan tak henti menambah varian rasa, telah jadi bagian 'wajib' sebagai buah tangan yang harus dibawa jika berkunjung ke sini.

Tempe ... adalah salah satu yang paling sohor sejak lama. Tempe Malang dikenal paling enak di Indonesia. Jika ingin tahu sejarahnya, Gang Sanan adalah tempat paling tua para pembuat tempe. Di sana melimpah produksi tempe. Penduduknya secara turun menurun mewariskan ketrampilan membuat tempe pada anak cucunya. Keberlimpahan itu membuat mereka menjadikan sebagian hasil produksinya menjadi keripik tempe yang terkenal hingga sekarang.

Saya sempat mengunjungi seorang ibu yang sukses dengan usaha tempenya, hingga sering dikunjungi pejabat negeri ini sebagai contoh. Ibu tersebut menjelaskan dari tempe ini dia bisa membeli lima rumah dan menyekolahkan anaknya hingga selesai.  Dia juga sudah banyak mendapatkan penghargaan. Sekarang di usia senja dia berharap salah satu anaknya mau mewarisi usaha tersebut.

Harga makanan di kota ini, tak akan membuat kantong anda jebol. Rata-rata terjangkau dengan rasa yang tak mengecewakan. 

Inovator

Lalu kita tentu tak asing dengan Dr. Gamal Albinsaid yang mendunia. Lelaki kelahiran Malang ini menjadi buah bibir saat inovasinya meraih penghargaan dari Pangeran Charles dari Inggris. Anak muda yang mendunia. Bukan hanya cerdas, kreatif, inovatif, namun dikenal juga sebagai pribadi yang salih, santun dan sangat menghormati kedua orang tuanya. Asuransi sampahnya berkembang dan terus dikembangkan hingga saat ini. Bukan hanya di Malang, namun juga ke seluruh Indonesia.

Di bidang kesehatan juga ada Klinik Sehat yang digawangi oleh Dr. Saraswati, Mpsi. FIAS yang biasa dipanggil dengan Dokter Saras, saat ini merupakan koordinator & dokter bagi relawan yang terapi balur di Rumah Sehat, Lembaga Peluruhan Radikal Bebas Malang. Seorang dokter kelahiran Malang, 25 Juli 1962.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline