Ketika mendengar akan digelarnya acara "Patjar Merah" di Kota Malang, ada rasa excited yang tak terbendung. Langsung melihat jadwal dan menentukan perburuan ilmu dengan segera mendaftar.
Sebagai ibu yang suka menulis, event seperti ini rasanya akan menjadi sesalan jika tak diikuti. Jika hanya diskon buku besar-besaran sih sudah biasa. Namun diskon buku hingga 80% disertai banyaknya pelaku literasi yang hadir dan turut membagi ilmunya, ini yang membuat sangat istimewa.
Terlebih yang hadir adalah penulis lintas genre, para editor dan pegiat sastra. Salah satu 'master' yang akan berbagi ilmu adalah Seno Gumira Adjidarma yang sudah lama saya sukai dan juga sudah lama ingin saya bisa bertemu. Belum lagi hadirnya idola para pegiat literasi lainnya seperti Ivan Lanin, Aan Mansyur, Bernard Batubara, Reda Gaudiamo dll.
Tempat yang dipilih untuk menyelenggarakan acara ini adalah di bekas sebuah bioskop lama di jalan Kelud Malang. Sebuah jalan yang memang tak semegah jalan Ijen, namun cukup mudah dijangkau karena masih termasuk di tengah kota. Sebuah ruang terbuka, karena dulunya adalah tempat bioskop misbar (gerimis bubar). Cukup luas. Beruntung hawa di Malang tak sepanas kota lain, jadi berkeliling di tempat terbuka dan di siang hari masih tak membuat keringat berlebih.
Di depan pintu masuk ada seorang penjaga yang memastikan para pengunjung untuk tidak membawa tas besar yang harus dititipkan di loket samping pintu masuk. Hanya tas kecil yang boleh dibawa masuk. Lolos pemeriksaan, saat masuk di sambut dengan tas belanja yang sudah digantung rapi untuk para pengunjung yang hendak belanja buku.
Di ruang terbuka itulah digelar begitu banyak buku yang diatur rapi sesuai dengan genrenya. Dari buku anak-anak, novel, sastra, sejarah, agama, hingga buku psikologi dan lainnya. Mungkin karena digelar di tempat terbuka itulah yang membuat pengunjung dilarang masuk dengan membawa tas besar. Untuk mencegah para pengutil, dan hal-hal yang tak diinginkan.
Setelah puas belanja, ada tiga kasir yang siaga di dekat pintu keluar. Walau antrean mengular, ke tiga kasir bertugas begitu cekatan hingga tak sampai membuat kesal yang antre. Setiap pembelian buku senilai Rp 250.000,- maka akan mendapatkan tas belanja yang cukup cantik, plus voucher dari salah satu sponsor.
Pihak penyelenggara tampaknya begitu antisipatif. Bagaimana pengunjung diharapkan membawa tas belanja sendiri, karena panitia tak memberi tas plastik pada para pembeli buku, juga bagaimana mereka dengan teliti memeriksa setiap undangan yang hadir untuk sesi temu wicara lewat surel.
Tanpa undangan pun sebenarnya para pengunjung bisa mengikuti temu wicara, namun jika mereka kuat untuk berdiri sepanjang acara berlangsung. Hanya yang sudah mendaftar yang mendapatkan tempat duduk, dan setiap sesi rata-rata digelar selama dua jam.
Hal yang paling menarik di samping bursa buku yang penuh diskon, tentu saja adalah pengisi acaranya. Ada Reda Gaudiamo yang akan memberi materi bagaimana menulis cerita anak. Ada Seno Gumira Adjidarma yang memberi materi 'Jurnalisme Sastrawi' bersama Wawan Eko Yulianto, hingga Ivan Lanin yang akan membahas tentang 'Literasi Bahasa Indonesia'
Rasanya sangat sayang untuk melewatkannya.