Lihat ke Halaman Asli

Rina Permatasari

Kepala Sekolah SMPIT Baitul Muttaqin

Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 30 November 2024   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum Merdeka: Pembahasan Mendalam

Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pendidikan yang diterapkan di Indonesia sebagai bagian dari upaya perbaikan sistem pembelajaran. Kurikulum ini digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mendorong pendidikan yang lebih fleksibel, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan siswa serta tantangan zaman. Berikut adalah rincian dari Kurikulum Merdeka.

1. Tujuan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka bertujuan untuk:

  • Mengembangkan potensi siswa secara optimal: Memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan melalui pembelajaran yang fleksibel.
  • Mendorong pembelajaran yang relevan dan kontekstual: Kurikulum ini menyesuaikan materi dengan kondisi lokal dan tantangan global.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Siswa diharapkan mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menyelesaikan masalah secara mandiri dan kreatif.
  • Menyiapkan siswa untuk kehidupan di abad ke-21: Kurikulum Merdeka membekali siswa dengan kompetensi penting, seperti kemampuan digital, komunikasi, dan kerja sama.

2. Karakteristik Kurikulum Merdeka

  • Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Fokus pada pembelajaran proyek yang memungkinkan siswa belajar dengan cara yang lebih praktis, interaktif, dan langsung.
  • Pendekatan Tematik dan Kontekstual: Materi pembelajaran tidak lagi terbatas pada disiplin ilmu secara terpisah. Siswa diajak untuk memahami isu-isu tematik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Profil Pelajar Pancasila: Salah satu fondasi Kurikulum Merdeka adalah membentuk pelajar yang memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia; mandiri; bernalar kritis; kreatif; gotong royong; dan berkebinekaan global.

3. Struktur Pembelajaran

Kurikulum Merdeka memperkenalkan beberapa perubahan pada struktur pembelajaran, yaitu:

  • Tidak Ada Penjurusan di SMA: Pada jenjang SMA, tidak ada lagi pembagian jurusan IPA, IPS, atau Bahasa. Sebagai gantinya, siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai minat mereka.
  • Fokus pada Kompetensi Esensial dan Literasi Dasar: Kurikulum ini mengutamakan penguasaan kompetensi esensial dalam bidang literasi, numerasi, dan sains.
  • Mata Pelajaran Pilihan: Kurikulum Merdeka memungkinkan siswa memilih mata pelajaran yang mereka minati di jenjang pendidikan tertentu, terutama di SMA.

4. Komponen Utama Kurikulum Merdeka

  • Capaian Pembelajaran (CP): Kurikulum ini berfokus pada capaian pembelajaran yang harus dicapai siswa di setiap jenjang dan mata pelajaran. CP berisi kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa.
  • Modul Ajar: Pengajar memiliki fleksibilitas untuk menggunakan modul ajar yang disediakan atau membuat modul sendiri yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa.
  • Asesmen yang Fleksibel: Asesmen dalam Kurikulum Merdeka tidak terbatas pada ujian akhir saja, tetapi juga mencakup penilaian formatif yang berlangsung selama proses pembelajaran.

5. Pembelajaran Berdiferensiasi

Kurikulum Merdeka mendukung pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi yang menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat siswa. Dengan begitu, setiap siswa bisa belajar dalam cara dan kecepatan yang paling efektif bagi mereka. Pembelajaran berdiferensiasi ini mencakup:

  • Diferensiasi Konten: Variasi materi pembelajaran berdasarkan kemampuan dan minat siswa.
  • Diferensiasi Proses: Memberikan pilihan metode dan media yang beragam, seperti diskusi kelompok, pemecahan masalah, atau penggunaan teknologi.
  • Diferensiasi Produk: Memungkinkan siswa menunjukkan hasil pembelajaran dalam bentuk yang berbeda, seperti proyek, esai, atau presentasi.

6. Asesmen dan Evaluasi

  • Asesmen Diagnostik: Dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kompetensi awal siswa dan menyesuaikan strategi pembelajaran.
  • Asesmen Formatif: Digunakan untuk memantau perkembangan siswa selama proses pembelajaran dan memberikan umpan balik.
  • Asesmen Sumatif: Dilakukan di akhir satuan pembelajaran untuk mengukur capaian akhir siswa.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline