Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy dengan Teknik Restrukturisasi Kognitiv untuk Meningkatkan Self Esteem

Diperbarui: 15 Februari 2024   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan satu periode dalam hidup yang paling penting dalam hal perkembangan self esteem (Santrock,2007 : 183). Menurut Branden (1992: 18) self esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh individu dan dipertahankan, hal itu mengungkapkan suatu persetujuan atau ketidaksetujuan, dan mengindikasikan sejauh mana seorang individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, sukses, daan berharga. Singkatnya, self esteem adalah penilaian diri tentang kelayakan yang dinyatakan di dalam sikap individu terhadap dirinya (Nur hikmah:2)

Berdasarkan hasil wawancara salah satu siswa yang datang ke ruang BK didapati permasalahan yang mengganggu siswa yaitu siswa merasa tidak ada teman yang menyukainya, dia merasa rendah diri karena tidak ada yang mau duduk dengannya. Masalah terakhir, dia disindir-sindir teman sekelasnya karena dia sering tidak masuk sekolah karena sakit dan juga beberapa kali tidak ada keterangan. Siswa merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut sehingga pernah terfikirkan untuk pindah sekolah. Dari kasus tersebut Guru BK tertarik untuk menggunakan pendekatan cognitive behavior therapy, dengan Teknik restrukturisasi kognitif untuk mengubah pandangan dan pikiran siswa.

PEMBAHASAN

Cognitive behavior therapy (CBT) merupakan konseling yang menitik beratkan pada restrukrisasi atau pembenahan kognitif yang menyimpang akibat kejadian yang merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis dan lebih melihat ke masa depan dibanding masa lalu. Aspek kognitif dalam cognitive behavior therapy (CBT) antara lain mengubah cara berfikir, kepercayaan, sikap, asumsi, imajinasi dan memfasilitasi siswa belajar mengenali dan mengubah kesalahan dalam aspek kognitif. Sedangkan "aspek behavior" dalam cognitive behavior therapy (CBT) yaitu mengubah hubungan yang salah antara situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik, serta berfikir jelas." (Wahid,2016:2)

Restrukturisasi kognitif salah satu teknik yang digunakan dalam teori kognitif perilaku yang menitikberatkan  pada  modifikasi  pikiran-pikiran  yang  salah. Teknik  restrukturisasi  kognitif merupakan suatu proses dimana guru bk membantu siswa mencari pikiran-pikiran self defeating dan mencari alternative yang rasional. Cognitive Restructuring memusatkan perhatian pada upaya mengidentifikasi  dan  mengubah  pikiran-pikiran  atau  pernyataan  diri  negatif  dan  keyakinan-keyakinan siswa yang tidak irasional (Nur Resky Amalia: 201)

Pelaksanaan inovasi pada kegiatan layanan siswa ini menggunakan teknik restrukturisasi kognitiv, dimana kegiatan berlangsung selama 4 sesi. Sesi pertama yaitu assessment dan diagnose. siswa mau terbuka menceritakan permasalahannya sehingga guru bk berhasil mendiagnosa permasalahan yang terjadi pada siswa, Sesi kedua siswa mampu mengidentifikasi pikiran-pikiran negativnya, dan menuangkan pada lembar disfungsional. Pada sesi ketiga guru bk mampu memonitor pikiran siswa menggunakan Thought record, menuangkannya pada lembar kerja yang disediakan oleh guru bk, dan sesi terakhir yaitu sesi ke empat siswa mampu dan paham akan pikiran yang irrasional yang ada pada dirinya, dan dapat mengubahnya menjadi pikiran yang irrasional.

Setelah melewati kegiatan konseling 1-4 ini, yang dapat guru bk refleksi dari sisi siswa sendiri yaitu, pada sesi 1, siswa datang ke ruang BK dengan perasaan cemas, tidak nyaman dan murung dikarenakan siswa tidak punya teman, tidak ada yang mau duduk satu meja, minder dan siswa berasal dari luar daerah. Siswa mempunyai potensi yang berkaitan dengan seni, yaitu menyanyi. Suaranya cukup bagus. Pada sesi kedua, ketiga dan terakhir (keempat) banyak sekali peningkatan yang terjadi pada siswa. Level perasaannya pun meningkat dari awalnya 5% naik menjadi 25% di siklus 3 naik menjadi 75% dan terakhir di siklus 4 di angka 80%. Artinya konseling yang dilakukan selama 4 sesi ini ada hasilnya. Dari siswa sendiri menyatakan ada perubahan pada dirinya. Sekarang sudah jauh lebih baik lagi dari segi pikiran, perasaan, pertemanan dan keluarga.

Peran guru bk menjadi sangat penting yaitu merubah pikiran pikiran siswa yang awalnya punya pandangan bahwa orang lain yang harus mendekatinya, dirubah menjadi siswa yang harus mencoba mendekati lingkungan yang baru. Guru bk juga memberikan penguatan-penguatan kepada siswa agar siswa semakin yakin pada diri nya sendiri dan mampu meraih cita-cita yang selama ini dia impikan

KESIMPULAN

Hasil penerapan pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) dengan Teknik restrukturisasi kognitif pada siswa adalah sebagai berikut:

  • Tingkat self esteem siswa pada saat awal sesi 1 berada pada kategori rendah dibuktikan dengan kondisi fisik yang terlihat pada siswa dan dari level perasaan yang masih 5%. Pada saat sesi 4 (terakhir) mengalami perubahan ke kategori tinggi dengan level perasaan 80% dan dengan kondisi siswa yang terlihat sudah ceria.
  • Pelaksanaan teknik restrukturisasi kognitif dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah dirancang melalui 4 tahapan yakni Assesment dan Diagnosa,Identifikasi pikiran-pikiran negatif siswa, Memonitor pikiran siswa menggunakan Thought record,Intervensi pikiran-pikiran negatif menjadi positif dan latihan Penguatan
  • Penerapan pendekatan CBT dengan teknik restrukturisasi kognitif dapat meningkatkan self esteem pada siswa
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline