Lihat ke Halaman Asli

Rinaldi Syahputra Rambe

Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Penyebab Rendahnya Minat Baca Kita

Diperbarui: 9 Juni 2023   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang anak sedang serius membaca buku di Saung Baca Cianjur, Jawa Barat yang didirikan mantan cleaning service, Sandi Mulyadi (36)(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Rendahnya minat baca masih merupakan persoalan yang terus diperbincangkan dalam masyarakat. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca, belum ada solusi yang benar-benar efektif dalam mengatasi masalah ini.

Banyak pendapat dan hipotesa yang memudian muncul. Ada yang berpendapat bahwa minat baca yang rendah disebabkan oleh kurangnya fasilitas pendukung. Hipotesa ini ada juga benarnya. Sebab, fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan akses terhadap buku masih amat terbatas.

Namun, saya justeru berpendapat lain. Sebagai seorang pustakawan yang terlibat dalam pengelolaan perpustakaan dan kegiatan literasi selama 3 tahun terakhir, saya melihat adanya faktor-faktor lain yang juga berperan penting dalam memahami fenomena rendahnya minat baca. Meskipun kurangnya fasilitas dapat mempengaruhi minat baca seseorang, faktor ini tidaklah menjadi satu-satunya penyebab utama.

Ada banyak perpustakaan yang telah berstandar baik. Namun masih sedikit pengunjung. Beragam inovasi telah dilakukan nyatanya tidak berpengaruh secara signifikan. Artinya ada persoalan lain yang lebih dominan.

Saya melihat lingkungan sosial menjadi penyebab paling dominan. Lingkungan   memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan membaca seseorang. Dukungan keluarga, pertukaran buku antar teman sebaya, dan sistem pendidikan yang memberikan akses ke berbagai literatur beragam, semuanya dapat mempengaruhi minat baca.

Kegiatan membaca. Foto: Kompas (Humas. KG Media)

Sebagai catatan tambahan, pada masa lampau, konon katanya nilai-nilai kearifan lokal kita lebih sering disampaikan secara lisan (bertutur) daripada ditulis. 

Oleh karena itu, literatur tertulis tentang kebudayaan, kearifan lokal, dan cerita masa lampau sulit ditemukan karena kurangnya catatan yang memadai.

Kebiasaan bertutur dalam menyampaikan nilai kearifan lokal pada masa lampau telah membentuk budaya kita. Dampaknya masih terus dirasakan sampai hari ini. Masyarakat kita lebih menyukai materi visual dibandingkan materi tertulis. 

Selain itu, terdapat juga faktor-faktor psikologis yang berperan dalam membentuk minat baca, seperti motivasi, minat pribadi, dan kepuasan dalam membaca. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline