Aksi penipuan yang viral menggunakan QRIS di beberapa mesjid di jakarta baru-baru ini menyentak kita semua. Pasalnya modus penipuan dengan menggunakan QRIS baru pertama kali terjadi.
Sebelumnya pada tahun 2022 (Kompas.com, 09/08/2022) seorang pengguna media sosial twitter dengan nama akun @MrOngDedy pernah melakukan simulasi celah yang memungkinkan terjadinya penipuan dengan menggunakan QRIS.
Pada simulasi ini, ia melakukan transaksi dengan QRIS bagaimana lazimnya digunakan. Kemudian yang bersangkutan menunjukkan bukti transaksi pembayaran telah berhasil melalui layar ponsel kepada kasir.
Kasir lalu mengambil foto bukti pembayaran untuk kemudian dikirimkan ke tim lain, sebagai bukti transaksi telah dibayarkan. Setelah mengambil foto, kasir menganggap transaksi sudah lunas secara otomatis barang yang dibeli pun bisa langsung dibawa oleh pemilik akun tersebut. Sekali lagi, ini hanya simulasi celah yang mungkin terjadi.
Berbeda dengan kasus penipuan yang terjadi di beberapa masjid di jakarta. Aksi tipu-tipu QRIS palsu dilakukan dengan membuat QRIS yang menyerupai QRIS asli. Ketika jama'ah mesjid melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS palsu tersebut, uang yang ditransfer tidak masuk ke merchant atau rekening mesjid yang seharusnya menerima pembayaran. Melainkan, uang tersebut justru masuk ke rekening penipu.
Modus seperti ini tergolong baru. Sehingga perlu kewaspadaan lebih dalam melakukan transaksi non tunai dalam bentuk apapun termasuk transaksi menggunakan QRIS maupun merchant biasa. Bisa jadi, penipuan serupa menimpa sektor usaha yang menggunakan QRIS sebagaimana terlihat pada simulasi penipuan di atas.
Mengingat penggunaan QRIS yang terus bertambah. Mengharuskan kita untuk selalu waspada dan berhati-hati dengan pelbagai modus yang mungkin terjadi. Penipuan semacam ini sangat besar kemungkinannya untuk mengintai siapa saja.
Kemudahan transaksi yang ditawarkan QRIS membuat orang tertarik untuk menggunakannya. Di kota-kota besar penggunaan QRIS sudah menjadi kebiasaan dalam bertransaksi. Berbeda dengan di daerah sistem transaksi masih didominasi pembayaran tunai.
Akan tetapi, seperti halnya dengan teknologi lain, penggunaan QRIS juga memiliki risiko keamanan yang harus diperhatikan, seperti adanya aksi tipu-tipu QRIS palsu.