Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Indonesia di Mata APBN

Diperbarui: 16 Juli 2024   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Education is the most powerful weapon, which you can use to change the world" -- Nelson Mandela.

Pandangan tentang seberapa pentingnya pendidikan menjadi sebuah topik yang cukup menarik untuk selalu dibahas. Pendidikan seringkali dianggap sebagai salah satu komponen penting dalam kehidupan bernegara, tetapi di sisi lain juga  dianggap sebagai formalitas yang pada akhirnya hanya akan membuang-buang waktu. Pandangan sebuah negara terhadap pendidikan memang menjadi sesuatu yang penting, hal ini didasari karena seberapa pentingnya pendidikan akan menentukan besaran anggaran belanja yang akan dikeluarkan oleh pemerintah.

Setidaknya terdapat dua pandangan mengenai pendidikan. Pandangan yang pertama adalah bahwa pendidikan dianggap sebagai akumulasi human capital, dimana human capital yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki berbagai skill. Dalam pandangan ini dijelaskan bahwa semakin berpendidikannya seseorang maka skill yang didapatkan akan semakin banyak sehingga akan meningkatkan produktifitas. 

Karena diharapkan meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka kebijakan yang diambil adalah mendorong pendanaan pendidikan yang lebih banyak.  Sedangkan pandangan yang kedua adalah pendidikan sebagai human screening. Bertolak belakang dengan pandangan yang pertama, dalam pandangan ini pendidikan dianggap hanya sebagai media untuk menentukan tingkat kemampuan seseorang, apakah memiliki kemampuan yang tinggi atau rendah. Karena pendidikan hanya sebagai media untuk menentukan tingkat kemampuan seseorang dan tidak menambah tingkat produktifitas maka anggaran yang dialokasikan sebaiknya tidak terlalu banyak.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia menganut pandangan human capital atau sebaliknya human screening ?   

Apabila dilihat dari segi anggaran belanja yang dialokasikan, Indonesia menjadi salah satu negara yang menganggap bahwa pendidikan adalah komponen penting dalam kehidupan bernegara,. Dalam alokasi APBN, sektor pendidikan mendapatkan alokasi sebesar 20% dari total anggaran belanja pemerintah,  sekaligus menjadi yang terbesar diantara anggaran belanja lainnya. 

Hal ini merupakan mandatory spending yang ditetapkan oleh undang-undang sehingga  proporsi anggaran belanja pendidikan akan tetap setiap tahunnya.   Alokasi ini sudah dijalankan cukup lama terhitung sejak tahun 2009. Anggaran pendidikan ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengatasi tantangan dan masalah dalam bidang pendidikan Indonesia.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk sektor pendidikan bukan tanpa alasan. Seperti halnya investor yang mengharapkan  imbal balik dari kegiatan investasi yang dilakukan, pemerintah Indonesia juga berharap akan imbal balik atas biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki sektor pendidikan Indonesia. 

Merujuk pada informasi APBN 2024, pendidikan dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, sehingga melalui pendidikan diharapkan dapat menopang kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Kebijakan pembangunan pendidikan yang dilakukan bertujuan untuk menghadirkan pendidikan yang berkulitas melalui perbaikan infrastruktur, SDM, dan ekosistem pendidikan.

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang urgensi pendidikan, langkah pemerintah yang lebih condong kearah pandangan bahwa pendidikan adalah akumulasi human capital merupakan langkah yang benar. Kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting untuk diperbaiki. Selain meningkatkan skill, pendidikan juga bisa menjadi media untuk mempebaiki cara berpikir masyarakat. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri ke arah yang lebih baik. Saat perekonomian berada pada situasi yang bagus maka akan meningkatkan kesejahteraan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline