Lihat ke Halaman Asli

Rinaldi Panji Putra

Masih belajar untuk berbagi

Turning Back

Diperbarui: 6 Juni 2016   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

23.34 WIB Bandung, 19 April 2016

Rasa-rasanya, mungkin dua hari terakhir ini, aku merasakan hal yang berbeda dari diriku sebelumnya, sungguh-sungguh berbeda. Aku merasakan bahwa pikiranku sedikit lebih ringan. Hmm, aku mulai mencoba menebak hal apakah yang membuat pikiranku sedikit demi tersaring itu.

Tapi, setelah aku amati, nampaknya hal menyangkut keputusan bulatku untuk sementara waktu tidak berpikir mengenai cinta-cintaan, asmara atau hal-hal lain yang sifatnya menyukai lawan jenis. Hal ini aku lakukan agar aku dapat lebih fokus untuk menjalankan aktivitas sehari-hari yang aku rasa cukup padat dan menyita waktu. Serta untuk berkonsentrasi dengan rencana masa depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang sebagian besar telah aku susun berdasarkan cita-cita dan tujuan hidupku.

Aku boleh mengatakan bahwa turning yang aku lakukan agak sedikit terlambat, karena saat ini aku memasuki tahun kedua dimana untuk jenjang diploma yang berarti sekitar satu tahun lagi aku akan lulus dari dunia akademik.

Meskipun begitu, tapi aku selalu bersyukur bahwa aku masih memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatanku ini dan akan tetap melaksanakan rencana yang telah aku susun tersebut dengan semaksimal mungkin kemampuanku yang ada.

Disinilah, jiwa perjuanganku diuji. Dengan sedemikian rupa keadaan, Alloh memberikan tantangan dengan berbagai macam hal kepadaku yang secara tidak langsung membuat aku lebih banyak berpikir dan merenung untuk mencari solusi yang tepat dengan masalah tersebut. Hal ini jugalah yang membuatku menjadi lebih dewasa dalam menilai suatu permasalahan.

Memang tidak dapat aku pungkiri bahwa, turning yang aku lakukan membuat banyak pertimbangan pada hari-hari sebelumnya. Namun aku itu menjadi konsekuensi dari keputusanku itu yang secara nyata memberikan dampak yang konstruktif bagi kegiatanku ini.

Turning yang aku lakukan saat ini, berawal dari chatting yang aku lakukan pada hari Minggu (10/04) dan baru dibalas pada hari Sabtu (16/04). Sungguh ironis memang nasibku saat itu, hingga aku mulai benar-benar berpikir untuk tidak lagi memikirkan masalah cinta-cintaan yang tidak jelas itu, yang boleh aku bilang, itu sangat menyita banyak waktu dan membuat aku hanya fokus untuk memikirkannya saja.

Jatuh cinta memang hal yang natural dan tumbuh sebagai satu kesatuan didalam diri manusia dan merupakan anugerah yang tak terhingga yang diberikan oleh Sang Maha Memiliki. Namun jatuh cinta bisa menjadi boomerang yang amat “berbahaya”, jika manusia salah dalam mengelola rasa cintanya, dan hal itu akan berdampak pada manusia itu sendiri.

Saat ini, aku hanya berusaha untuk tetap istiqamah dengan jalan yang aku pilih dan mencoba berpikir dinamis namun tetap pada track yang aku rencanakan. Segala sesuatu yang terjadi dengan keputusanku ini, insya alloh akan aku syukuri sebagai bahan pembelajaran dan bahan pertimbangan bagiku untuk mengambil keputusan yang lebih bijak dikemudian hari.

Semoga kita, terlebih saya sebagai manusia biasa yang begitu lemah dan tak berdaya dihadapan-Nya diberikan cinta dan kasih sayang yang tulus dari-Nya. Dan yang lebih penting lagi, sebelum kita memutuskan untuk mencintai seseorang sepenuh hati, maka alangkah lebih bijaknya, jika kita mencintai Sang Semesta terlebih dahulu, dengan sepenuh hati, pikiran dan jiwa yang berada didalam raga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline