Lihat ke Halaman Asli

Miftah RinaldiHarahap

Gerilyawan Pembaru

Puisi Terakhir Untukmu

Diperbarui: 13 Maret 2024   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah delapan tahun

Sejak aku membaca puisi terakhirku untukmu

Di depan sebuah danau kecil di dekat kampus biru

Tetap saja kau membisu

Kau menatapku sembari menundukkan wajah lugumu

Lalu air matamu pun jatuh 

Sudah delapan tahun 

Sejak bait -- bait puisiku menjelma menjadi rindu

Dan air matamu menjelma menjadi kesan

Mengantarkan kita pada sebuah tanya: Sejak saat itu,apakah semesta sedang menggores luka padaku dan padamu ?

Yogyakarta , 15 Mei 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline