Lihat ke Halaman Asli

Kacamata Apa yang Kita Gunakan?

Diperbarui: 26 Maret 2016   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Suasana liburan bagi pelancong yang menjadikan Yogyakarta sebagai tempat pelabuhan hati. Untuk merajut keakraban setiap anggota keluarga kecil maupun besar, tidak ketinggalan pastinya menyaksikan Jogya Air Show 2016 yang diadakan 25 – 27 Maret awal tahun ini. Saat penerjun wanita jatuh, cuaca dan angin normal di Danlanud Adisutjipto khawatirnya akan membuat pelancong yang hendak menyaksikan pertunjukan mengurungkan niatnya.

Kemudian saya teringat dan mengambil kutipan dari Ketua DPP HTI yang saya kaitan dengan musibah ini, mungkin kita bisa sedikit merenungkannya. Kata beliau begini, “Coba saja kalau al-Quran dilihat dari kacamata olah-raga, berbeda dengan olahraga dilihat dari kacamata al-Quran. Bila orang memandang al-Quran dari kacamata olah-raga maka boleh jadi dia akan menyatakan bahwa al-Quran itu bertentangan dengan olah-raga. Al-Quran harus dijauhkan dari dunia olah raga dan hal ihwal olah-raga harus dijauhkan dari al-Quran. Sebab, menurut kacamata olah-raga mempertontonkan aurat merupakan suatu keniscayaan. Padahal al-Quran melarang mempertontonkan aurat. Ini ‘kan berbahaya. Berbeda jika kacamata al-Quran dijadikan sebagai standar untuk menyikapi olah raga. Orang yang memakai kacamata al-Quran akan bersikap bahwa olah-raga itu dianjurkan oleh Nabi saw., namun dalam pelaksanaannya harus memenuhi ketentuan al-Quran dan as-Sunnah seperti tidak campur-baur laki-laki dengan perempuan, tidak membuka aurat, dsb.” (http://hizbut-tahrir.or.id/2014/12/02/kacamata-islam/).

Mungkin saja ini teguran Allah swt buat kita agar selalu mengintrospeksi diri, me-muhasabahi kekeliruan perbuatan dan mentaubati seluruh kesalahan. Mau sampai kapankah kita tetap menggunakan kacamata yang salah ??? Bukankah Islam yang kita tahu adalah Rahmatan Lil ‘Alamin yang artinya Rahmat untuk semuanya, rahmat untuk siapapun tanpa memandang suku, agama, ras dan budaya ? Semoga kejadian yang menimpa kota “gudeg” dengan tewasnya penerjun wanita, mbak Wika Milanti Ayuningtyas menjadi perenungan bagi kita semua. Dan semoga almarhumah diberikan singgasana yang terindah disisiNya dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan menerima ujian ini. Bagi pemerintah Indonesia semoga dilembutkan hatinya oleh Allah swt untuk mau menggunakan kaca mata Islam dengan menerapkan Islam secara kaffah di bumi pertiwi tercinta kita ini. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline