Lihat ke Halaman Asli

Cinderella Oh Cinderella

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berpikir bahwa Cinderella gadis cantik lemah, lugu, teraniaya, baik dan tak berdaya??
You should think about it more.
Bacalah dan cermatilah dongeng itu sekali lagi dan temukan karakternya yang sudah sekian ratus tahun tersebunyi.hehe.

Dalam dongeng itu secara jelas si peri baik berkata bahwa cinderella harus kembali sebelum lonceng tengah malam berbunyi karena jika tidak segalanya akan kembali seperti semula. Kuda-kuda penarik kereta kencana akan kembali menjadi tikus. Kereta kencana akan kembali menjadi labu. Dandanan Cinderella yang menawan akan kembali menjadi cemong-cemong abu perapian. Gaun mewah Cinderella akan kembali menjadi gaun rombeng sehari-harinya.

Kemudian ditengah keasikan Cinderella berdansa dengan pangeran, dia hampir lupa dengan peringatan sang peri. Akhirnya dia buru-buru meninggalkan ballroom dansa tersebut. Saking buru-burunya, dia meninggalkan sebelah sepatu kaca yang dikenakannya saat berdansa dengan pangeran.

Pertanyaanya: MENGAPA SEPATU KACA ITU TIDAK BERUBAH???
Salah satu kemungkianannya adalaha: SEPATU KACA ITU BUKAN TERCIPTA OLEH SIHIR.
Jadi wajar saja sepatu itu ridak berubah bentuk.
Lalu, kalau pertanyaan berikutnya, lalu dari mana sepatu itu berasal??
AHA!marilah berasumsi dan temukanlah sisi lain seorang cinderella.
Dahulu orangtua Cinderella merupakan orang kaya. Mungkin saja Cinderella masih menyimpan sepatu kaca nan cantik milik ibunya. Kalau argumen ini benar, berarti Cinderella tak sepolos yang kita bayangkan. Karena dia bisa menyimpan rahasia itu sekian lama dan menggunakan sepatu itu di momen yang paling pas.Cinderella cerdik ternyata!!
Saat itu Cinderella sendirian di rumah. Ibu tiri dan kedua kakak tirinya yang suka bergaya sudah terlebih dahulu pergi ke tempat pesta. Namun kemungkinan bersar sepatu itu bukan milik kedua kakaknya, karena ketika dicoba pangeran meminta mereka mencoba ukurannya tidak pas. Jadi mungkin saja Cinderella meminjam atau mencuri sepatu itu dari seseorang. Kalau Cinderella meminjam sepatu itu berarti Cinderella itu tidak lemah. Dia seorang yang tidak gampang menyerah. Nah, bagaimana jika seandainya Cinderella mencuri sepatu itu dari seseorang??Wah, berarti Cinderella tidak sebaik yang kita pikirkan selama ini.

Nah-nah, jangan-jangan berasumsi seperti diatas tidak perlu. Karena sebenarnya ketidaklogisan keberadaan asal sepatu kaca itu terjadi karena kesilapan penulis. Alias panulis tidak berpikir sampai sedetail itu??haha!Penulisnya hanya berpikir harus ada satu alat atau media yang bisa digunakan untuk membantu pangeran untuk menemukan Cinderella.

Tapi saya juga punya pemikiran lain. Jangan-jangan memang Cinderella dengan sengaja meninggalkan sebelah sepatu kaca itu. Coba bayangkan, kalau kita yang jadi Cinderella, ketika kita bertemu dengan pangeran impian yang mempesona. Kemudian berdansa dengannya. Apakah sudah merasa cukup dan tidak ingin punya kesempatan bertemu lagi?? pastinya tidak. Nah, Cinderella juga seperti itu. Saya bayangkan Cinderella juga tidak rela pertemuan itu akan menjadi pertemuan terakhir. Cinderella memutar otak.Berpikir keras.eureka!Dia menemukan jawabannya. Dia meninggalkan sepatu itu dengan sengaja. Karena Cinderella sudah bisa memperkirakan bahwa pangeran bisa mempergunakan sepatu itu untuk menemukannya kembali. Aha!Ternyata Cinderella gadis yang pintar.cerdik.
tak heran adegan ini juga banyak ditiru oleh cewe2 ABG yang sedang kasmaran dengan seseorang (termasuk saya, hehe) juga di adegan sinetron. Cewe ninggalin hp, dompet di mobil, di rumah, jadinya kan si cowo datang untuk mengembalikan (secara cowo baik-baik. Kalau maling mah sikat tuntas aja…hehe. Jangan2 ada juga diantara yang baca tulisan ini yang juga pernah melakukan hal seperti ini. ayo, ngaku…ngaku!

Nah terserah dari yang baca coret-coretan ini untuk memilih penjelasan yang mana yang cocok untuk penjelasan tentang sepatu kaca itu. Percaya asumsi2 saya juga boleh. Bikin asumsi sendiri juga boleh. hihi.

Mungkin ada baiknya mulai sekarang kita perlu mengkritisi dongeng2 yang kita dengar sedari kecil, hehe!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline