Lagi-lagi kelupaan, lagi-lagi asik dengan media sosial, lagi-lagi sibuk ikut organisasi, eh makin kesini terasa tugas kuliah itu gak kelar-kelar, akhirnya telat ngumpulin tugas dan gak diterima sama dosen, ditambah lagi nilai semester gak cukup jadi gak bisa ambil SKS sesuai semester dong. Apalagi akhir-akhir ini jadi meme soal kebiasaan mahasiswa jaman sekarang nyelesain tugas. Misalnya, tugasnya mencatat materi, baru nulis beberapa kalimat belum satu paragraf tiba-tiba main handphone 1 – 2 jam, lanjut catat materi lagi eh main handphone lagi, kapan selesainya coba ?
Sampai disini ketebak gak, persoalan psikologis apa yang dialami oleh rata-rata mahasiswa?, akibat dari kebiasaan buruk ini malah membuat yang seharusya 3,5 tahun lulus jadi lewat target di awal. Dalam ilmu psikologi, persoalan yang dialami oleh mahasiswa ini disebut sebagai prokrastinasi akademik atau penundaan.
Kenapa prokrastinasi akademik sering terjadi pada mahasiswa ? Steel (2007) mnegungkapkan sekitar 80% sampai 95% mahasiswa mengaku terlibat dalam penundaan, sekitar 75% terbiasa menunda, dan hampir 50% penundaan tersebut terjadi berulang-ulang dan memunculkan masalah. Ghufron (2010) mendefinisikan prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan pada tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik.
Apa faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik ?. Faktor-faktor prokrastinasi akademik disebabkan oleh dua hal yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Hayyinah (2004) faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri individu yang dapat membentuk prilaku prokrastinasi, yang terdiri dari lemahnya fisik maupun psikis dan tipe kepribadian individu. Seperti kecemasan yang tinggi (Milgram & Toubiana, 1999), efikasi diri mahasiswa (Pratiwi & Sawitri, 2015), dan lebih kuatnya self-statement untuk mencari alasan penundaan pekerjaan daripada self-statement untuk pengendalian diri (Zuckerman,1991).
Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas faktor lingkungan dan pola asuh orang tua. Seperti tugas yang terlalu banyak, dan menuntut penyelesaian pada waktu yang bersamaan, pengaruh konformitas (Cinthia & Kustanti, 2017), dan dukungan sosial teman sebaya (Pradinata & y Susilo, 2016).
Tahukah teman-teman, Patrzek, Grunschel, dan Fries (2012) menyampaikan penting untuk meneliti prokrastinasi akademik karena berpotensi menghambat proses pembelajaran dan menjadikan pelakunya menilai dirinya sebagai pecundang loh. Ya realistis aja, ketika kamu melakukan penundaan untuk tugas kuliah yang pada akhirnya gak diterima sama dosen atau mengerjakan buru-buru pas deadline sehingga mendapatkan nilai tidak memuaskan tentu penyesalan dan menyalahkan diri itu ada.
Selain penyesalan dan menganggap diri pencundang, faktanya prokrastinasi akademik bisa membuat mahasiswa menjadi lama meyelesaikan studinya. Dalam penelitian Pratiwi dan Sawitri (2015) membuktikan pada subjek mahasiswa, semakin tinggi lama studi maka semakin tinggi prokrastinasi akademik. Hal ini juga didukung oleh teori Solomon dan Rothblum (1984) yang mengatakan bertambah tingginya lama studi adalah salah satu indikator dari prokrastinasi akademik.
Nah, dari sini kita harus tahu ya persoalan prokartinasi akademik ini seharusnya mendapat perhatian terhadap mahasiswa yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk belajar dan menyelesaikan studi secepat mungkin. Selain prokrastinasi berdampak pada lama nya mahasiswa menyelesaikan studi, dampak lainnya dari prokrastinasi akademik pada mahasiswa, yaitu menurunnya tingkat prestasi belajar.
Melalui penelitian Zuraida (2017) membuktikan secara ilmiah bahwa antara prokrastinasi akademik dengan prestasi belajar memiliki hubungan yang sangat signifikan, yang dalam artian penurunan prestasi belajar disebabkan adanya tindakan prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam penelitian tersebut, menyimpulkan semakin tinggi prokrastinasi akademik maka semakin rendah tingkat prestasi belajarnya atau semakin rendah prokrastinasi akademik maka semakin tinggi tingkat prestasi belajar mahasiswa. Jadi teman-teman, dengan memperkecil kebiasaan prokrastinasi tidak sekedar mempercepat kelulusan namun kamu bisa meningkatkan prestasi belajar.
Ini lebih tepat lagi jika terjadi penundaan, siapun pasti merasakan seperti yang disampaikan Lakshminarayan, Potdar, dan Reddy (2016) melalui penelitiannya, yaitu sering menunda tugas menyebabkan tugas yang lebih besar dan masalah yang lebih serius seperti stres, rasa bersalah dan krisis, kehilangan produktivitas pribadi yang parah, dan ketidaksesuaian sosial karena tidak memenuhi tanggung jawab atau komitmen. Misalnya, ketika orang menunda kunjungan ke dokter gigi, mereka sering kali mengalami masalah gigi yang lebih parah di kemudian hari.