Lihat ke Halaman Asli

aniatras

Keterangan Tempat

503

Diperbarui: 20 November 2017   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di ruang tunggu bandara, aku mendengar rekaman percakapan kami kemarin. Kusimak lagi setiap kata yang dia ucapkan sore itu. Kata-kata biasa menjelma menjadi kalimat yang ingin kudengar setiap harinya. Suara itu akan selalu membuatku rindu.

Tak ada hal lain yang bisa kulakukan selain mencuri kesempatan merekam percakapan kami saat itu. Kusadari, aku sedang mengumpulkan serpihan kepercayaan diriku yang sempat terurai saat kami bertahan dalam diam. Kusiasati bagaimana caranya menumbuhkan lagi kasih sayang padanya saat aku nyaris putus asa. Aku hanya ingin agar dia selalu ada saat kami tak mampu bersama.

Sepertinya, aku tak bisa akrab dengan keputusanku tentang mengabaikannya. Barangkali sebuah ruang di hatiku benar-benar telah dikuasainya sejak aku memberinya izin. Caraku menghilang sebanding dengan caraku mencarinya. Dia benar-benar berharga.

Ya, memang kita tak pernah secara terang-terang mengutarakan cinta. Namun tatapan mata kita sudah menjabarkan segala rasa yang tersirat di dalamnya. Aku selalu rindu tersesat dalam pikirku saat menatapnya berbicara. 'Sayang, sehat-sehat ya. Baik-baik di sana.'




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline