Lihat ke Halaman Asli

Rina Bintang

There's always something

Mencegah (Limbah) Lebih Baik daripada Teracuni

Diperbarui: 28 Januari 2024   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : koleksi pribadi

Ungkapan “Lebih baik mencegah daripada mengobati” seringkali kita dengar yang memiliki makna lebih baik kita menjaga dan merawat tubuh kita sebelum terjadi hal-hal yang tidak dinginkan, sehingga harus dilakukan tindakan mengobati. Bagaimana jika ungkapan ini diubah menjadi “Lebih baik mencegah timbulnya limbah daripada teracuni?”.  Hal ini terlintas di pikiran saya melihat banyaknya limbah yang timbul karena peralatan sekali pakai atau pola hidup boros dan mungkin banyak dari kita yang belum menyadari tumpukan limbah ini nantinya akan meracuni kita bahkan akan berlanjut ke generasi yang akan datang. Mungkin untuk saat ini mencegah timbulnya limbah adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Namun dengan kebiasaan kecil yang dilakukan terus menerus, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang ada.

Limbah yang tiap hari kita jumpai dalam kehidupan adalah limbah domestik yang berasal dari aktivitas rumah tangga. Limbah rumah tangga ini dapat dijabarkan lagi menjadi limbah organik, limbah anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Berikut ini beberapa langkah mudah untuk mengurangi limbah domestik rumah tangga :

1. Mengamati Jenis  Limbah yang Sering Dihasilkan

Setiap orang memiliki aktivitas yang berbeda, oleh karena itu limbah yang dihasilkan dalam suatu rumah tangga juga berbeda satu sama lain. Dengan mulai mengamati jenis limbah yang paling banyak dihasilkan di rumah, maka tindakan pencegahan yang kita lakukan lebih tepat sasaran, yaitu dengan mengurangi jumlah limbah terbanyak terlebih dahulu.

2. Mengurangi Jumlah Limbah

Dalam mengurangi limbah yang paling banyak dihasilkan, tentunya Anda harus memahami akar masalah dari munculnya jenis limbah tersebut. Misalnya, limbah yang paling banyak dihasilkan adalah kemasan makanan dan peralatan makan sekali pakai. Maka Anda dapat menarik penyebabnya,  mungkin karena tidak ada waktu untuk memasak dan peralatan makan yang tidak memadai. Solusi dari permasalahan tersebut adalah kita dapat membawa tempat tersendiri saat membeli makanan dan membeli peralatan makan yang lebih ramah lingkungan dan awet (misal yang berbahan keramik, stainless steel atau kayu). Contoh lain, misalnya limbah yang paling banyak timbul adalah limbah cair yang mengandung deterjen atau bahan kimia berbahaya lainnya. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan bahan pencuci atau pembersih yang ramah lingkungan. Bahan pembersih yang ramah lingkungan saat ini sudah banyak dijual dipasaran atau jika Anda ingin lebih berhemat, maka Anda dapat belajar cara membuatnya dari video di media sosial. Selain mengurangi dampak negatif dari limbah sebenarnya peralatan dan bahan yang ramah lingkungan juga tidak berbahaya bagi kesehatan Anda atau hewan peliharaan Anda.

3. Mengelola Limbah

Langkah pertama yang perlu kita lakukan untuk mengelola limbah adalah melakukan pemilahan sampah. Jika jumlah limbah yang dihasilkan sudah dapat dikurangi, lantas apa yang harus kita lakukan dengan sisa limbah yang ada? Tentu saja kita harus dapat bertanggung jawab untuk  mengelolanya agar dampak negatif dari sampah dapat dikurangi.

Berikut ini cara untuk mengelola limbah yang timbul berdasarkan jenisnya :

Limbah organik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline