Lihat ke Halaman Asli

Rina Bintang

There's always something

Ledakan Populasi Kucing Liar (Masih) Dapat Dikendalikan, Bukan Dimusnahkan

Diperbarui: 22 Agustus 2022   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.merdeka.com

Suatu hari, di sebuah warung makan terdengar sebuah opini "Kenapa sih kok kucing liar jelek aja diperhatikan? Kucing itu kan perusak, bisanya cuma ribut, manja, dan pembawa penyakit". Di sisi lain, dari sisi pecinta hewan akan berpendapat bahwa semua makhluk memiliki fungsi dan perannya masing-masing, tanpa kehadiran kucing maka populasi tikus dan hama lain juga merajalela dan merugikan. Selain itu, kucing juga dianggap sebagai hewan yang mampu mengurangi stres pada manusia setelah dilakukan beberapa penelitian.

Memang segala sesuatu yang berlebihan dan tidak terkendali tidaklah baik. Mulai dari mengkonsumsi makanan atau minuman yang berlebihan, melakukan aktivitas yang berlebihan atau suatu populasi yang berlebihan. Supaya tidak memiliki dampak yang buruk, maka sesuatu yang berlebihan harus dikendalikan. Bukan berarti dimusnahkan atau tidak dilakukan sama sekali.

Berita pemusnahan kucing liar dengan cara diracun, dipukuli, atau ditembak sudah sering kita baca di berita. Pernahkan kita memandang dari berbagai sisi terkait peristiwa tersebut?  Secara agama dan moral, tentu saja hal itu bertentangan. Namun, apabila dibiarkan maka menimbulkan dampak yang tidak baik. Apakah ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut? Siapa yang harus berperan dan bertanggung jawab?

PENGENDALIAN sebagai Solusi

Di Indonesia, kita pasti mengenal program KB (Keluarga Berencana). Program tersebut ditujukan untuk mengendalikan populasi di negara kita. Mengapa harus dikendalikan? Jumlah populasi yang terlalu tinggi dan tidak terkendali menyebabkan berbagai masalah sosial dan ekonomi bagi negara. 

Misalnya terbatasnya lapangan pekerjaan, tidak meratanya pendidikan, fasilitas kesehatan serta kesejahteraan masyarakat. Daripada menjalankan program KB yang membutuhkan "usaha lebih", mengapa negara tidak langsung saja melarang atau membatasi pernikahan agar angka kelahiran dapat ditekan? 

Negara telah menetapkan batasan usia untuk pernikahan. Selain itu, melarang pernikahan merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran agama dan kurang sesuai dengan kodrat manusia.

Sama halnya dengan populasi kucing yang meningkat. Upaya yang dilakukan tidak dengan memusnahkannya tetapi dengan mengendalikan populasi. 

Dengan jumlah populasi yang terjaga, maka keseimbangan ekosistem lingkungan menjadi lebih baik. Bagaimana cara pengendaliannya? Hampir sama dengan program KB, kucing dapat disteril atau disuntik untuk menekan perkembangbiakannya.  Tindakan tersebut lebih berperikehidupan dan tidak berlawanan dengan hati nurani. 

Bukan dengan memusnahkan atau mencegah perkawinan (karena hal ini tentu saja sangat sulit untuk dilakukan). Sama seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa upaya pengendalian memang membutuhkan "usaha lebih". Namun percayalah, bahwa usaha tersebut tidak akan sia-sia demi tercapainya sebuah keseimbangan hidup.

Siapa yang Harus Berperan dan Bertanggung Jawab? Apa Peran Kita?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline