Terbang goncang saut awan melenggang kencang
Sayap sayap tak mampu lagi bertahan tertimpa karang kasih sayang pun hilang menjulang
Ku coba helai merasakan desir alam bersrikandikan malam
Begitu curam saat corak warna hitam menyerbu dalam gumpalan memecah belah ikatan
Begitu menggerang menghantam kepedihan
Disitulah ku harus menentukan takdir kehidupan
Ku meronta disela sela kanvas dunia
Andai ku punya daya harta yg bertahta
Ku pasti mampu merajah dalamnya jiwa
Tapi sayang,ku hanyalah insan biasa tak tak mampu memberi mu lebih
Hanya mampu bersedih menatap letih terjerat asa yg buat ku pedih
Maafkan ku harus pergi jauh dari kehidupan mu
Meninggalkan satu per satu kenangan waktu bersama mu
Yg tak mampu lagi membelai,mendekap memberikan hangatnya sentuhan ku
Ku gak mau,dengan adanya diri ku hanya menghancurkan smua mimpi mimpi mu memporakporakdakan masa depan mu
Semua itu hanya semata-mata untuk membuat mu mengapai jelaga bermuara
Ku rela meninggalkan semua harapan itu hanya untuk melihat orang yg ku sayangi
bahagia
Jujur ku akui,ada sedikit rasa tak ikhlas dalam hati ku
Rasa kecewa menyelubungi merapal sukma ku
Membeku dalam pusaran lubang darah ketulusan ku
Tapi ku percaya,inilah takdir jalan yg terbaik untuk ku
Aku tak punya apa apa dibandingkan dengan dia
Aku hanya punya rasa setia sedangkan dia punya harta yg membuat mu bahagia
Rina Piliang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H