Lihat ke Halaman Asli

Rina Darma

Ibu Rumah Tangga

Lepas Dari Jeratan Pinjol

Diperbarui: 19 November 2024   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com

Pinjaman Online (pinjol) itu candu. Saking mudahnya. Saking gampangnya. Namun kalau tak waspada siap-siap menanggung resiko besar.

Belum lama ini aku mendengar di komunitas yang aku ikuti, ada lagi kasus bunuh diri karena pinjol. Masih mahasiswa. Merantau pula. Mirisnya, setelah meninggal, kasus tersebut baru terungkap akibat pinjol.

Pinjol layaknya hutang merupakan penyakit kambuhan. Layaknya orang yang suka berhutang yang dianggap tukang selingkuh. Sulit sembuh. Kapok sambal. Bilang kapok tapi ketika ada kesempatan diulangi lagi.

Bagaimana agar bisa keluar dari jerat pinjol ini? Tentu bukanlah hal mudah tapi bukan juga tak mungkin. Ketika memang sedang membutuhkan dana darurat jangan langsung terburu-buru mengambil pinjol kalau tidak yakin untuk membayarnya. Jangan "gimana nanti".

Lebih baik jujur, prihatin, atau mencari penghasilan sampingan dengan membantu teman yang mempunyai usaha, menjadi affiliate, dan sebagainya.

Sebab, ketika sudah terlanjur kena pinjol, maka akan mengambil pinjol-pinjol yang lain karena syarat dan pencairannya yang instan. Karena terbiasa dengan yang cepat menjadi malas bekerja tambahan. Gali lubang tutup lubang sampai akhirnya ketika sadar sudah terperosok jauh ke dalam.

Lalu bagaimana kalau sudah seperti ini?

Karena pinjol di atas dianggap penyakit maka harus disembuhkan secara tuntas agar tidak kambuh. Riba dalam Islam merupakan dosa sehingga untuk menyembuhkannya perlu bertobat terlebih dahulu kepada Allah. Riba dapat menimpa seseorang bisa jadi karena dosa di masa lalunya. Sehingga diperlukan taubatan nasuha. Taubat yang sesungguhnya.

Perbaiki Aqidah

Ketika melakukan kesalahan apapun itu maka kuncinya adalah memperbaiki diri. Perbaiki lagi hubungan dengan Allah dengan manusia. Salat wajibnya yang bolong-bolong diperbaiki menjadi tepat waktu, lalu tambah dengan salat sunat rawatib, tahajud, dan dhuha. Salat taubat lakukan terus setiap hari. Karena tidak salat mana yang diterima, doa mana yang dikabulkan, sabar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline