Lihat ke Halaman Asli

Pangrango

Ibu Rumah Tangga

Si Menjengkelkan dari Bloomington

Diperbarui: 27 Mei 2022   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover "Orang-Orang Bloomington" (Gambar: Koleksi pribadi)

"Saya" yang menjengkelkan itulah kesan yang aku dapatkan usai membaca kumpulan cerpen "Orang-Orang Bloomington" karya Budi Darma. Ini unik. Sebab, tak banyak pengarang yang menjadikan tokoh utamanya sebagai bersifat antagonis. Apalagi Budi Darma menggunakan sudut pandang orang pertama. 

Pembaca biasanya cenderung akan menarik kesimpulan bahwa si penulis berwatak seperti itu. Namun, aku pernah membaca jika pengarang mengatakan tidak terlibat dalam tokohnya. Katanya, tokohnya boleh gelap, kelam, tetapi dia mengaku seorang yang putih.

Sebelum membaca ini, aku pikir Bloomington itu apa, ternyata, ia adalah kota di negara bagian Indiana, Amerika Serikat (mainnya kurang jauh sih hehe...). Karena penulis pernah mengenyam pendidikan di sana, aku banyak menduga jika setting dan cerita di sini merupakan cerita yang dikembangkan dari kisah yang pernah dijumpai sang penulis sendiri.

Membaca kumcer ini, aku serasa diajak ke Bloomington. Bagaimana jalan-jalan di sana, apartemen, supermarket, hingga masyarakat di sana. Dari detail yang disampaikan ke pembaca itulah, menurutku Budi Darma adalah seorang pengamat sejati.

Dari tujuh kisah yang dimuat, kisah Charles Lebourne yang paling menarik buatku. Tentu saja si "saya" yang menceritakan tentang Charles Lebourne. Sebagai tokoh utama "saya" digambarkan sebagai orang yang menyebalkan. Dia bisa menjadi malaikat dan setan sekaligus.

Yang paling menarik buat aku adalah karakter si saya di bab ini. Dia yang tak pernah menyempurnakan segala pekerjaan namun ala kadarnya. 

"...semua yang saya kerjakan tidak pernah selesai, seolah saya ditakdirkan selalu sibuk, tapi tidak mempunyai arah. Apapun yang saya kerjakan tidak pernah menjadikan saya lebih baik..." hal. 252

Karena ajeg menggunakan sudut pandang orang pertama, membaca cerpen ini malah seperti membaca novel. Apalagi lokasinya sama di seputaran Bloomington. Lainnya, yang menjadikan kumcer ini "berbeda" adalah akhir cerita yang menggantung. Aku sendiri adalah tipe pembaca happy ending. Namun, berkat detail Budi Darma semua worth it-lah buat aku?

Gimana kesan kamu terhadap karya Budi Darma? 

Informasi buku:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline