Ada pepatah yang kurang lebih bunyinya bahkan kenangan terburuk pun akan menjadi kenangan terindah suatu saat nanti. Mutiara tersebut sepertinya pas menggambarkan momen Ramadhan saat kecil.
Setiap Ramadhan selalu berkesan terutama saat usia SD. Ini dia di antara nostalgia masa Ramadhan saya:
"Embun Pencuci Dosa"
Salat subuh berjamaah di masjid selama Ramadhan diikuti dengan kultum atau kuliah tujuh menit. Bagi anak-anak, usai subuh adalah waktunya jalan pagi. Jadi, pikiran tidak fokus kepada materi apa yang diberikan oleh penceramah.
Saat itu sepertinya penceramah memberikan materi tentang embun yang bersifat mensucikan. Namun, tidak tahu bagaimana, waktu itu pesan yang sampai ke saya adalah embun bisa digunakan untuk mencuci dosa.
Saya jadi mempunyai ide "berburu embun". Saat saya mengajak teman-teman mencari embun, kawan-kawan saya pun menurut. Jadilah sejak saat itu, setiap jalan pagi kami berbekal wadah untuk mencari embun. Kami mengambil embun yang menempel di dedaunan. Embun itu niatnya kemudian digunakan untuk mandi biar dosa-dosa larut. Jangankan untuk mandi, dapatnya pun sauprit (sedikit sekali). Kalau ingat moment ini, suka jadi tertawa sendiri.
"Berbuka Sebelum Waktunya"
Kalau momen berbuka puasa rasanya hampir setiap anak kecil pasti melakukannya. Hanya saja kisahnya masing-masing. Saya pun mempunyai kisah menggelikan terkait hal ini. Waktu itu, teman saya tidak puasa. Ia membawa agar-agar saat bermain. Saya yang sedang puasa ngiler.
Kebetulan kami suka sepedaan. Lalu, saya mengarahkan sepeda ke pematang sawah yang agak besar tapi sepi. Dengan alasan lelah dan panas, saya pun memintanya membuka bekal dan ikut memakan agar-agarnya. Padahal waktu itu belum juga azan zuhur.
Selain itu, banyak istilah untuk puasa bagi anak kecil. Rata-rata setiap anak kecil melakukannya karena merupakan rangkaian pembelajaran sebelum bisa puasa satu hari penuh. Puasa Manuk Emprit disebut poso manuk emprit karena seperti jam makannya layaknya manuk emprit (burung gereja) yang pagi-pagi sudah mencari makan. Ikut sahur tapi jam delapan atau sembilan pagi sudah makan lagi. Puasa bedug sampai jam 12 siang.
Namun, ada juga istilah puasa yang buat lucu-lucuan atau bahan ledekan kepada yang tidak berpuasa seperti poso sapi (bar mangan dilapi-habis makan diusap) dan poso yang berarti opo-opo kerso alias apa-apa mau dimakan.
"Memalsukan Tanda Tangan Penceramah"
Setiap Ramadhan tiba, murid-murid SD diberi buku kegiatan Ramadhan. Salahsatu tugas dalam buku tersebut yang wajib diisi adalah mengikuti kultum sesudah isya dan subuh. Sebagai bukti ikut, harus ada tanda tangan penceramah. Namun, karena malas antre, saya jarang mendapat tanda tangan. Jika penceramah dari luar daerah dan terburu-buru pulang harus mengejarnya.