Lihat ke Halaman Asli

Rina Darma

Ibu Rumah Tangga

Malam Seribu Bulan

Diperbarui: 31 Mei 2018   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: IDN Times

Bulan muncul separuh nampan. Gunung-gunung tertunduk. Bumi bersujud. Alam bertasbih sahut menyahut.

Malam itu tiada panas. Tiada dingin. Hangat. Sejuk dan melembutkan. Penuh kedamaian dan ketenangan.

Malaikat mengaminkan segala permohonan hamba. Turun dari sidratul muntaha.

Mentari cerah tiada terik. Terbit dengan segala keindahan.

Bersyukurlah berjumpa. Hanya pada mereka yang berlomba. Segala amalan untuk pahala. Tak lepat untuk salat. Tenggelam dalam kalam. Berderai dalam dzikir terangkai.

Malam seribu bulan. Lebih dari 83 tahun 3 bulan. Penuh kemuliaan. Penuh ampunan. Penuh ganjaran. Di antara sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Mereka yang beruntung. Menjadi terbaik dari yang terbaik. Penuh kerendahan dan keteduhan. Menghidupkan sisa hari dengan ibadah. Harmonis antara manusia, alam dengan Tuhannya.

Mari sambut Lailatul Qodar dengan berdoa:

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna."

"Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku."

Baca juga: Chek dan Re-Check Ala BJ Habibie




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline