Berpuasa bukan berarti kita harus beristirahat dari semua aktifitas fisik. Duduk diam dirumah tanpa melakukan apapun justeru membuat tubuh akan semakin lemas. Keringat yang tidak keluar akan menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terganggu.
Agar kebugaran tubuh tetap terjaga, berolah raga senantiasa harus dilakukan. Meski dalam keadaan menjalankan ibadah puasa sekalipun. Tidak mendapat asupan makanan dan minuman bukan alasan agar kita tidak berolah raga. Meskipun kekhawatiran akan rasa dahaga yang mendera kerap menjadi penyebab seseorang enggan berolah raga selama bulan puasa.
Memang tidak setiap jenis olah raga dapat kita lakukan sepanjang melaksanakan ibadah puasa. Kecuali jika kita memang adalah seorang atlet profesional. Kalau hanya sebatas menjaga kebugaran, olah raga ringan tentu jauh lebih dianjurkan. Olah raga yang tergolong high impact memerlukan energi yang lebih besar. Dengan kadar gula darah relatif rendah akibat menjalankan aktifitas puasa, tubuh kita tidak akan cukup kuat memasok energi saat berolah raga.
Banyak sekali olah raga ringan yang dapat dilakukan. Bahkan tanpa harus keluar rumah dan mempergunakan lapangan serta alat yang rumit. Melakukan senam ringan sambil mengikuti tutorial di berbagai kanal online merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Lebih bermakna lagi jika dapat melibatkan semua anggota keluarga. Tentu akan sangat membahagiaan melihat sikecil menirukan gerakan senam semau yang dia suka.
Jalan pagi setelah subuh disekitar komplek dapat juga membuat tubuh bugar. Setidaknya bisa menjadi perintang mata dari kantuk setelah bangun dini hari waktu sahur. Karena tidur setelah subuh sebetulnya bukanlah hal yang dianjurkan.
Nah, ketika mau sedikit berbeda mungkin apa yang dilakukan oleh teman-teman sekantor saya bisa dijadikan inspirasi. Mereka melakukan latihan panahan secara berkala. Dengan jadwal yang sudah tertata rapi, mereka berlatih panahan secara berkelompok. Jangan khawatir akan terjadi kerumunan. Karena kelompok yang dibentuk dengan anggota yang relatif kecil. Jarak papan sasaranpun diatur sedemikian rupa sehingga saling jauh. Bahkan amat jauh.
Panahan merupakan olahraga yang tepat untuk dilaksanakan saat ini. Karena tidak dilaksanakan dalam tim, kecil kemungkinan akan terciptanya kerumunan. Alat yang digunakanpun tidak dipakai bersama. Masing-masing mempergunakan busur, anak panah, dan sasarannya sendiri. Ada yang membawa secara pribadi, sebagian kecil mempergunakan fasilitas kantor.
Waktu berlatih dimulai. Mereka berjalan menuju tempat masing-masing dengan busur panah di punggung. Anak panah terselip dalam tempatnya yang melilit di paha. Persis Srikandi dalam cerita pewayangan. Jangan tanya tentang teknik yang mereka lakukan. Semua dilakukan otodidak. Tidak ada pelatih khusus. Tidak ada pendampingan. Jangan pula ditanya soal kostum dan kelengkapan. Pasti akan membuat tersenyum yang profesional. Dengan sandal jepit dikakipun cukuplah. Intinya tubuh bergerak. Mencari keringat kalau bahasa mereka.
Kaki mulai direnggangkan. Tangan kiri terulur lurus ke depan menopang lengkungan busur yang lumayan berat. Satu anak panah diselipkan diantara tali busur. Pangkal panah mulai ditarik di tali busur. Mata disipitkan. Konsentrasi benar-benar dikumpulkan. Satu anak panah meluncur deras menuju sasaran. Tap! Menancap tepat pada papan sasaran. Panah berikutnyia dicoba kembali. Diperlukan persis seperti semula. Terus dilakukan sampai tidak ada lagi anak panah yang tersisa tempatnya.
Setelah semua anak panah habis dilepaskan mereka melihat hasil bidikan pada papan sasaran masing-masing. Ada yang menancap persis ditengah, ada yang melenceng jauh dari garis putaran. Mereka tersenyum lebar. Tidak penting hasilnya seperti apa. Yang pasti keringat keluar.
Panahan bukan sekedar olahraga otot. Diperlukan konsentrasi yang tinggi agar dapat membidik dengan tepat. Emosi yang tidak terkontrol menyebabkan anak panah sering salah sasaran. Jika ini terjadi kemarahan pada diri sendiripun sering tak terelakkan.