Lihat ke Halaman Asli

Rimayanti Z

Praktisi Pendidikan

Cerpen: Lelaki di Ujung Senja

Diperbarui: 9 Mei 2020   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berhadapan lagi dengan lelaki ini. Sosok jangkung berambut ikal dengan potongan nyaris cepak. Dua kaca bulat berbingkai setia menempel di kedua matanya. Jujur, benda ini justeru membuat tampilannya berkharisma. Namun tidak mampu menutupi sinar jenaka yang terpancar dari bola mata itu. Bibirnya yang semburat merah muda senantiasa berhias senyum tipis nan lembut. Aku kadang membayangkan bibir itu lebih cocok menempel pada wajah seorang gadis.

Meski demikian, dibalik kelembutannya, sosok ini menyimpan ketegasan yang luar biasa. Selalu fokus pada tujuan dan apa yang tengah dikerjakan. Yang pasti lelaki ini sangat cerdas. Multi talenta. Selalu berjibaku dan berani kotor ketika mewujudkan desainnya menjadi sebuah produk di bengkel pribadinya. Tentunya semua itu dikerjakan diluar jam kantor. Seperti sebuah iklan dia selalu mengatakan bahwa: "berani kotor itu baik."

Lelaki yang mati-matian aku hindari. Laki-laki yang berusaha keras aku hapus namanya dari fikiranku. Dan sekarang kami berhadapan lagi.

"Kapan terakhir kali kita bertemu?"  Tanyamu sambil menyendok es durian dalam mangkok.

"kapan ya?" jawabku balik bertanya.

"Waktu rapat tahunan perusahaan di pusat dua tahun yang lalu, kan?" Kejarmu lagi.

"Aku tidak ingat" Jawabku singkat.

"Memang tidak ada yang kau ingat tentangku". Engkau tersenyum kecut.

"Jangan begitu," jawabku. "Tapi yang jelas aku memang berusaha keras untuk melupakan semua tentangmu".

"Mengapa?" Tanyamu lagi.

"Engkau sudah tahu jawabannya," jawabku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline