Rasanya Competitor dalam dunia industri tidak bisa dipisahkan. Di mana industri satu dengan yang lainnya saling memicu untuk berinovasi lebih baik dari sebelumnya untuk meraup target pasar yang sebesar-besarnya. Contohnya adalah salah satu pabrik yang memproduksi roti-rotian. Dalam pabrik A memiliki kualitas yang bagus dan memiliki harga yang bisa dibilang tinggi, sedangkan dalam pabrik B memiliki kualitas yang bagus tetapi dalam harga tidak terlalu tinggi daripada pabrik A. Maka dari itu memunculkan competitor dengan produk yang sama dan kualitas yang mirip dengan harga yang lebih terjangkau apabila dibandingkan antara keduanya. Keberadaan dua industri tersebut memicu terjadinya persaingan pasar. Di mana setiap industri memilik ciri khas dan karakter dari produknya yang sesuai dengan target pasar. Dengan adanya persaingan tersebut akan memunculkan banyak inovasi. Dan menurut saya kejadian tersebut merupakan contoh dari Teori Konflik oleh Lewis Alfred Coser. Di mana konflik memiliki sisi positif yang membuat industri terus berkembang untuk memenuhi target pasar. Di sisi lain dengan adanya persaingan (Konflik) tersebut bukan berarti untuk memecah belah atau merusak antara pihak tetapi konflik di sini berfungsi untuk memperkuat atau memperkokoh.
Saya mengenal teori Konflik dari jurnal Raden Intan dengan judul "Dinamika Relasi Muhammadiyah dan NU dalam Perspektif Teori Fungsional Konflik Lewis Coser". Dalam jurnal tersebut menjelaskan teori Lewis Coser tentang Fungsional Sosial Konflik. Teori Fungsional Konflik merupakan salah satu teori yang diperkenalkan oleh Lewis Alfred Coser pertama kali pada tahun 1956 melalui karyanya yang berjudul The Functions of Sosial Conflict. Di sini Coser lebih memusatkan perhatiannya pada fungsional suatu konflik daripada menyoroti disfungsional konflik. Perspektif Coser mengenai teori Konflik yaitu bahwa teori konflik merupakan sebuah tatanan yang ada dalam masyarakat fungsional, di mana konflik tersebut terjadi dalam masyarakat yang tidak hanya mengarah ke hal-hal negatif akan tetapi konflik dapat menimbulkan dampak positif bagi berlangsungnya tatanan dalam masyarakat. Menurut Coser teori konflik dapat dibagi menjadi 2 yaitu konflik yang realistik dan non-realistik. Dalam pemahaman saya mengenai teori Lewis Coser tentang teori Konflik yaitu bahwasanya teori konflik tidak sepenuhnya memicu ke hal-hal yang negatif atau disintegrasi akan tetapi juga mengarah ke hal-hal positif atau integrasi. Konflik yang terjadi dalam masyarakat merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dipungkiri untuk kita hindari dalam kehidupan. Berbicara teori konflik, teori tersebut bukan untuk memecah belah atau merusak pihak tetapi memperkokoh atau memperkuat integrasi sosial.
Teori Konflik diperkenalkan oleh Lewis Alfred Coser. Lewis Alfred Coser merupakan seorang sosiolog Jerman-Amerika, yang menjabat sebagai presiden ke-66 American Sociological Association pada tahun 1975. Lewis A Coser dilahirkan dalam sebuah keluarga Borjouis Yahudi pada tanggal 27 November 1913 di Berlin, Jerman dan wafat pada tanggal 8 Juli 2003. Salah satu karya dari beliau yaitu The functions of Sosial Conflict. Adapun tokoh-tokoh yang mempengaruhi Lewis Coser antara lain George Simmel, Emile Durkheim, Karl Marx, Max Weber, dan lain-lain.
Referensi:
Rofiah, K. Dinamika Relasi Muhammadiyah dan NU dalam Perspektif Teori Fungsional Konflik Lewis Coser: Jurnal Raden Intan, Volume 10, No. 2, Desember 2016, halaman 472-477.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H