Lihat ke Halaman Asli

Rilo Pambudi

Penggembala Angin

Betapa Jelatanya Rindu

Diperbarui: 24 Juli 2022   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengemis pada angin agar diterbangkan bersamanya
Ingin kutabur serbuk sari rinduku di pekarangan taman hatimu
Angin yang pemurah
Ia datang membawakan biang badai dan air hujan

Seperti sore ini
Hari-hari menjadi kelabu sejak saat itu
Seperti rinduku
Hadirnya memberi aroma sejuk segar yang menyesakkan

Ia menyampaikan pesan, tak ada bunga-bunga mekar untukku
Kupasrahkan padanya, terbangkan saja!
Angin tak sepenuhnya berdusta!
Ia selalu menjadi teman baik yang datang saat mendengar siul

Bunga-bunga merekah indah di taman hati itu!
Tetapi, kau menutupnya rapat dalam rumah kaca yang angkuh!
Dilarang mendekati bunga-bunga?
Betapa jelata rindumu, Anak Muda!

Bersama badainya, aku minta diturunkan
Berharap tetap meninggalkan sejuk dan wangi untukmu
Betapa jelatanya rindu
Menikmati indahmu dari dinding dan atap kaca yang berlumut

Setelah hujan reda, keluarlah!
Jika mencium wangi aroma bunga, nikmatilah!
Aku sengaja meninggalkannya untukmu
Rinduku yang papa!

(Purwokerto, 2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline