Lihat ke Halaman Asli

Rikza DwiAfini

Ayo Menulis

Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ Kenalkan Sabun Organik yang Ramah Lingkungan dan Baik untuk Kulit kepada Pemuda Desa Masangan

Diperbarui: 10 September 2021   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mahasiswa sebagai agent of change, diharapkan mampu terjun langsung dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan solusi-solusi terhadap permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Pandemi covid19 yang terjadi sejak awal tahun 2020, menyebabkan perubahan perubahan gaya hidup yang harus dijalankan oleh masyarakat hampir diseluruh dunia. 

Mulai dari pembatasan aktivitas masyarakat, seluruh aktiivitas masyarakat yang menyebabkan kerumunan harus dihindari. Menjaga kebersihan, meningkatkan imunitas diri dan mematuhi protokol kesehatan merupakan upaya untuk mencegah penularan virus corona. Universitas Jember melaksanakan KKN secara mandiri dan mahasiswa dapat melaksanakannya di daerah tempat tinggal masing-masing (Back To Village) agar tetap mematuhi aturan pembatasan sosial yang dianjurkan oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona. 

KKN BTV 3 Universitas jember dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus hingga 9 September 2021. Dalam KKN yang dilaksanakan secara mandiri ini LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas Jember menawarkan 4 tema untuk dipilih, antara lain : Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19, Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam penanganan Covid19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19, Program Penanganan Stunting dan Akd. Tema yang dipilih dalam kegiatan KKN BTV 3 di Desa Masangan Kabupaten Gresik adalah Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan Covid19 yang sasarannya merupakan pemuda karang taruna desa Masangan. 

Desa Masangan, khususnya di dusun Grogol mayoritas warganya bekerja sebagai petani sayuran. Akses jalan menuju dusun Grogol harus menempuh 2-3 km dari jalan raya. 

Di dusun Grogol masih jarang ditemukan adanya tempat cuci tangan didepan rumah warga, sekalipun ada, sabun yang digunakan adalah sabun cuci piring yang dicairkan. Sabun cuci piring yang digunakan secara terus menerus menyebabkan tangan menyadi kering dan kehilangan kelembapan, juga air bilasan sabun tersebut dapat merusak sanitasi dan ekosistem biota yang hidup pada aliran air. 

Sabun cuci piring yang diproduksi untuk menghilangkan kotoran berbentuk minyak dipiring mampu menghilangkan minyak alami di kulit. Hal ini dapat menyebabkan kulit kering dan iritasi. Sabun cuci piring yang berwarna dengan zat pewarna yang bernama Coal Tar Dyes mengandung arsenik, kadmium, dan racun yang bisa menyerap kedalam kulit. 

Sabun cuci piring juga mengandung pemutih, enzim, pewangi, fosfat, dan alat bantu pembilas. Air sisa sabun cuci piring yang jatuh ke tanah dan terekena tanaman dapat menyebabkan tanaman kehilangan minyak alaminya dan lilin yang berfungsi untuk melindungi daun pada tanaman, jika lapisan tersebut hilang, maka tanaman akan mudah untuk terinfeksi penyakit. Juga dapat menghilangkan pertahanan alami tanaman terhadap penyakit dan hama. 

Oleh karena itu, sebagai bentuk upaya untuk melindungi lingkungan dan kulit, dalam kegiatan KKN di Desa Masangan mengadakan program kerja berupa Pembuatan Sabun Organik dari Minyak Kelapa dan Minyak Sawit. Sabun organik yang terbuat dari minyak kelapa. Juga melakukan penyebaran poster tentang cara mencuci tangan dengan baik dan benar. 

Diharapkan, hasil dari sabun organik yang telah dibuat dapat membantu menjaga kulit tangan yang akan sering terkena sabun akibat mencuci tangan dan dapat melestarikan lingkungan karena limbahnya yang tidak berbahaya bagi tanah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline