Lihat ke Halaman Asli

Riki Purwanto

Manusia Bodoh yang Ingin Pintar

Protasi sebagai Upaya Menciptakan Petani Muda Produktif Sejak Dini

Diperbarui: 14 Mei 2019   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa siswa sedang belajar bertani - dokpri

Indonesia juga merupakan negara agraris yang dengan memiliki sumber daya manusia terbanyak ke 4 yang mencapai 261 juta jiwa (BPS, 2018). Namun, angka tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan(Dharmawan, 2016).

Produksi pangan nasional yang menurun dipengaruhi oleh menurunnya jumlah petani Indonesia.Keadaan ini akanmemperburukproduksi pangan pada masa mendatang. Sampai tahun 2019 proyeksi tenaga kerja pertanian dengan umur produktif antara 25 sampai 29 tahun tergolong sangat rendah (BPS Sensus Pertanian, 2013). Para pemuda desa lebih memilih urbanisasi ketimbang melanjutkan usaha keluarga sebagai petani. Pemuda saat ini tidak menaruh minat pada kegiatan pertanian, hal ini disebabkan persepsi tentang kegiatan usaha tani serta nasib petani yang sangat suram.

Faktor mendasar yang menyebabkan penurunan minat para pemuda dalam menekuni kegiatan pertanian menurut Sembara (2009) adalah; (1) masyarakat tidak mengenal pertanian, (2) adanya persepsi negatif masyarakat terhadap pertanian yang ditunjukkan dengan penurunan citra petani di masyarakat, dan (3) adanya identifikasi petani dengan kemiskinan di perdesaan. Dampak rendahnya minat pemuda dalam kegiatan pertanian adalah; (a) hilangnya regenerasi pengelola pertanian dimasa depan, (b) keterbatasan sumberdaya berkualitas dan tenaga ahli di bidang pertanian, (c) ketergantungan petani pada pihak asing; dan (d) muncul dampak lanjutan yaitu krisis pangan (Budiati, 2014).

Melihat Kondisi tersebut, Kementrian Pertanian khawatir Indonesia terancam kehilangan petani. Hal ini juga dapat menghambat Indonesia dalam mewujudkan Sustainable Development Goals dalam mengatasi Kelaparan dan Kemiskinan.PROTASI (Program Tani Siswa) menjadi salah satu cara yang digagas oleh penulis sehingga dapatmembantu pemerintah mengatasi permasalahan tersebut.

Sasaran PROTASI sendiri adalah Siswa Sekolah Dasar. Siswa Sekolah Dasar dipilih karena ingin mengenalkan dunia pertanian sejak dinimengingatpembangunan berkelanjutan yang baik dimulai dari anak-anak.

Konsep PROTASI (Program Tani Siswa)

PROTASI merupakan program pembelajaran bertani di lingkungan sekolah yang dikenalkan sejak sekolah dasar. Program ini dilaksanakan oleh siswa sekolah dasar dengan tujuan memperkenalkan pertanian sejak dini. Mengingat generasi muda Indonesia yang semakin menjauhi profesi sebagai petani (Hasan, 2017). Hal ini dapat menyebabkan Indonesia krisis pemuda tani. Oleh karena itu dengan program ini diharapkan dapat menciptakan petani-petani muda masa depan Indonesia. Kegiatan program ini juga melibatkan pengawasan dari orang tua dan nantinya tidak hanya dilakukan didalam kelas saja, namun ada yang dilakukan diluar kelas (outdoor) agar siswa tidak merasa jenuh. Adapun manfaat belajar outdoor dapat meningkatkan kapasitas belajar dan motivasi siswa (Sejati, Sumarmi, & Ruja, 2016). 

Pengembangan PROTASI memerlukan koordinasi dan integrasi kebijakan yang sangat intensif untuk mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai. Koordinasi sinergi pengembangan diperlukan dalam kerangka kerja sama dan dukungan lintas sektor atau lintas kementerian. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi PROTASI adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah

Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanberperan dalam merumuskan kebijakan, memberi dukungan edukasi, administrasi, dan anggaran, serta mengawasi pelaksanaan PROTASI.

2. Sekolah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline