Lihat ke Halaman Asli

Tips Berkomunikasi #Part1

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah ketika anda berulang tahun menerima sebuah kiriman di dinding facebook yang berisikan ucapan selamat ulang tahun? atau ketika menyambut datangnya Ramadhan, sepertinya kita kerap mendapatkan sms permohonan maaf yang dikirimkan oleh sanak keluarga maupun kerabat.

Dalam beberapa momen, tradisi saling mengirimkan pesan singkat berupa sms memang sering kita lakukan sebagai bentuk komunikasi dan interaksi untuk menjalin kembali rasa kekeluargaan yang mungkin selama ini hilang karena rutinitas maupun kegiatan yang padat. Dalam dunia komunikasi, berkomunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa tidak kita lakukan, keberadaan manusia sebagai makhluk yang kosong memaksa manusia untuk mencari sebuah kepastian, atau mengurangi kecemasan dan kesendiriannya, untuk itulah manusia berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Pesan komunikasi yang kita sampaikan mencerminkan siapa kita dan bagaimana kita menganggap orang yang kita ajak berkomunikasi. semakin personal pesan yang kita tujukan kepada lawan bicara, semakin dalam juga derajat keakraban yang kita rajut. Pesan komunikasi yang ditujukan secara personal akan lebih menyentuh orang yang kita libatkan dalam proses komunikasi tersebut. Karena pada dasarnya setiap individu adalah unik dan spesial, maka ketika kita diperlakukan secara spesial dan personal, hal itu tentu terasa menyenangkan, feedback yang didapatkan pun tentu akan berdampak pada derajat keakraban yang semakin hangat.

Tapi, apakah saya punya waktu untuk mengirimkan sms satu persatu kepada seluruh teman-teman saya di handphone?

Ketika kita meluangkan waktu untuk benar-benar ingin meminta maaf, tak bisakah kita melakukannya dengan tulus? setiap individu di dunia ini diberikan porsi waktu yang sama oleh Tuhan, 24jam sehari. Ketika kita mencoba mengirimkan sebuah pesan secara personal, hal itu sebenarnya mencerminkan ketulusan kita yang mendalam serta menunjukkan betapa kita menghargai orang yang kita kirimi pesan tersebut.

Tentunya saya tidak mengatakan upaya mem-blast sms secara masif merupakan tindakan yang salah, dalam tahap ini, setidaknya kita sudah berusaha untuk menjalin kembali silaturahmi, namun akan lebih special jika kita mengemas pesan sms yang ingin kita komunikasikan dengan lebih personal sebagai bentuk ketulusan kita :)

Setahun yang lalu, saya sempat mendapatkan email dari rektor saya Bpk Anies Baswedan seperti berikut:

Riki yang saya banggakan

Kemenangan di hari ini harus kita syukuri. Kemenangan di hari ini harus pula kita jaga. InsyaAllah kemenangan ini adalah hasil latihan, hasil kesungguhan, dan akan mengantarkan kita menuju ketaqwaan.

Dengan barakah, rahmat, dan ridla Allah, kita pertahankan optimisme untuk mengarungi samudra perjuangan dan insyaAllah meraih kemenangan-kemenangan baru di masa yang akan datang.

Saya ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah. Taqabalallahu mina wa minkum. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline