Lihat ke Halaman Asli

Riki Hifni

Seseorang yang mengagumi kata-kata

The Silver Man dan Kapitalisme

Diperbarui: 10 November 2021   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir-akhir ini terdapat sebuah fenomena baru yang cukup menarik perhatian. Manusia berkulitkan cat abu-abu atau biasa disebut The Silver Man seringkali kita jumpai ditengah sorotan kejamnya kota-kota besar lebih tepatnya dijalanan tempat pusat keramaian. 

Eksistensi dari mereka dianggap cukup unik bagi sebagian orang sehingga dijadikan sebagai hiburan ditengah penatnya menjalani kerasnya hidup. Disisi lain, tak jarang kehadiran mereka mengundang belas kasihan dari orang-orang yang melintas dan berlalu lalang diantara jalanan kota yang panas dan macet.

Namun, cukup disayangkan, dibalik persepsi "unik" yang disematkan orang-orang kepada The Silver Man, tidak berbanding lurus dari kenyatanya. 

Menjadi The Silver Man bagi mereka adalah sebagai sarana untuk bisa tetap bertahan hidup terlebih di masa pandemi covid-19 ini. Beberapa dari mereka mungkin memiliki latar belakang cerita kelam dibalik cerahnya kulit berwarna abu-abu yang menempel disekujur tubuh yang bahkan mungkin kalian tidak ketahui.

"Menjadi manusia silver merupakan pekerjaan saya sehari-hari mas, itung-itung buat tambahan cari duit buat ngasih makan anak istri dirumah makin susah mas, cari duit sekarang apalagi, di masa pandemi seperti ini", ujar salah seorang Silver Man yang pernah saya temui di sudut lampu merah kota. 

Banyak diantara mereka yang sebenarnya terpaksa melakukan sebuah pekerjaan menjadi The Silver Man demi terus menyambung hidup dikala terpaan badai virus pandemi covid-19. Beberapa kisah mengenai The Silver Man ini bahkan sempat menggegerkan dunia maya. Kisah kakak beradik Arya dan Azmi salah satunya. 

Seperti dikutip oleh majalah Tempo pada tanggal 21 September yang lalu, kedua kakak beradik ini memutuskan untuk menjadi The Silver Man.  

Awalnya, mereka berdua bekerja sebagai teknisi panggilan rombongan pasar malam keliling.  namun semenjak pandemi, mereka harus rela pekerjaanya hilang akibat wabah virus covid-19 yang mengharuskan segala macam aktivitas kegiatan diluar rumah dibatasi.

The Silver Man memang tak seunik nama dan warna kulitnya. Banyak dari mereka yang rela setiap pagi harus kejar-kejaran dengan petugas aparat bahkan kemungkinan terjangkit virus covid sangat mungkin terjadi pada mereka. Namun, semua mereka acuhkan demi rupiah yang tak seberapa untuk mengais nafkah keluarga.

Kebar-baran Kapitalisme dan krisis moralitas

Menurut Slavoj Zizek, efek dari pandemi virus corona ini menyebabkan makhluk hidup terutama manusia akan mengalami krisis pada tiga hal yakni, krisis ekonomi, kesehatan, dan psikologis. Menurut pandangan Zizek, Pandemi covid-19 ini sangatlah merugikan terlebih dari sektor ekonomi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline