Kasus korupsi dewasa ini telah berkembang dan dan mengakar di berbagai sendi kehidupan bangsa Indonesia. korupsi merupakan ancaman besar sebuah negara karena dapat merugikan negara dan menyengsarakan rakyat . Untuk menanggulangi korupsi yang semakin meluas maka perlu adanya pendidikan karakter sejak dini, salah satunya dengan memasukkannya ke dalam kurikulum anak usia dini, karena masa perkembangan anak usia dini sebagai masa emas anak merupakan landasan moral. dan karakter ketika seseorang tumbuh menjadi dewasa.
Korupsi dengan cara bercerita atau mendongeng dinilai sangat tepat karena anak tidak merasa diajari namun dengan bercerita dapat menyisipkan nilai-nilai moral, akhlak tanpa kesan memaksa dan menekan. Dengan metode bercerita, akan mudah untuk menanamkan nilai-nilai karakter seperti jujur, tidak serakah dan tamak pada anak, sehingga anak akan mampu menerapkannya dalam pembiasaan kehidupan sehari-hari sejak kecil. Orang tua, guru dan lingkungan sekitar merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam pembentukan karakter antikorupsi ini, sehingga diperlukan kerjasama yang baik diantara mereka.
Pendidikan anti-korupsi sejak dini sangat penting karena memainkan peran kunci dalam membentuk sikap, nilai, dan perilaku individu sejak usia dini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan anti-korupsi sejak dini sangat penting:
1.Pembentukan karakter: Pendidikan anti-korupsi membantu anak-anak mengembangkan karakter yang kuat dan integritas yang tinggi. Melalui pendidikan ini, mereka belajar tentang pentingnya kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan nilai-nilai moral yang baik. Ini membantu mendorong mereka untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan berintegritas di masa depan.
2.Pencegahan korupsi: Memulai pendidikan anti-korupsi sejak dini membantu mencegah korupsi di kemudian hari. Dengan mengajarkan anak-anak tentang konsep-konsep seperti transparansi, akuntabilitas, dan kepentingan umum, mereka menjadi lebih sadar akan bahaya korupsi dan dampak negatifnya bagi masyarakat dan negara. Ini membantu menciptakan generasi yang berkomitmen untuk melawan korupsi dan mempromosikan tata kelola yang baik.
3.Kesadaran sosial: Pendidikan anti-korupsi membantu menciptakan kesadaran sosial yang lebih tinggi tentang korupsi. Anak-anak yang mendapatkan pendidikan ini mulai menyadari tanda-tanda korupsi di sekitar mereka dan mampu mengidentifikasi perilaku korupsi. Mereka juga belajar untuk tidak menerima atau terlibat dalam praktik korupsi. Dengan meningkatnya kesadaran sosial tentang korupsi, ada peluang yang lebih besar untuk mengurangi dan memerangi korupsi secara efektif.
4.Membangun tata kelola yang baik: Pendidikan anti-korupsi sejak dini membantu membangun fondasi yang kuat untuk tata kelola yang baik di masa depan. Anak-anak yang diberikan pendidikan ini akan tumbuh menjadi pemimpin yang sadar akan pentingnya integritas, keadilan, dan transparansi dalam posisi kekuasaan. Mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya mengelola sumber daya publik dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
5.Perubahan budaya: Pendidikan anti-korupsi sejak dini dapat membantu mengubah budaya yang menerima korupsi menjadi budaya yang menolak korupsi. Dengan mengajarkan nilai-nilai yang benar sejak dini, pendidikan ini dapat menggantikan sikap-sikap yang merugikan dengan sikap yang lebih positif terhadap korupsi. Ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya integritas dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan pendidikan anti-korupsi dalam kurikulum sekolah dapat dilakukan melalui beberapa langkah implementasi berikut:
1.Penyisipan materi anti-korupsi dalam mata pelajaran yang relevan: Materi dan konsep tentang anti-korupsi dapat disisipkan dalam mata pelajaran yang relevan, seperti pendidikan kewarganegaraan, etika, sejarah, atau bahkan matematika dan ilmu pengetahuan. Contohnya, dalam pelajaran sejarah, siswa dapat mempelajari tentang konsekuensi negatif korupsi dalam perkembangan suatu negara. Dalam pendidikan kewarganegaraan, siswa dapat mempelajari nilai-nilai integritas, tanggung jawab, dan pentingnya partisipasi aktif dalam pencegahan korupsi.
2.Pembelajaran berbasis kasus: Siswa dapat diajak untuk mempelajari kasus-kasus nyata korupsi yang terjadi di dalam dan luar negeri. Mereka dapat menganalisis penyebab, dampak, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil. Melalui pendekatan ini, siswa dapat memahami secara konkret bagaimana korupsi dapat merugikan masyarakat dan negara, serta pentingnya melawan tindakan korupsi.