Lihat ke Halaman Asli

Rikha Permatasari

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Kreativitas Tanpa Batas, Ecoprint sebagai Jembatan Antara Seni dan Pembelajaran Ramah Lingkungan di Sekolah Dasar

Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis :

Rikha Permatasari (Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang) dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd., Dr (Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Seni Budaya SD Universitas Negeri Semarang)

Bayangkan sejenak, sehelai kain putih yang menunggu untuk dihiasi dengan warna-warni alami dari alam.Itulah yang terjadi ketika kita mengenalkan teknik ecoprint kepada siswa di Sekolah Dasar.

Eco-Print merupakan perpaduan harmonis antara seni batik tradisional dengan kreativitas memanfaatkan bahan yang ada di alam. Dengan mengintegrasikan ecoprint ke dalam kurikulum seni dan ilmu pengetahuan, kita tidak hanya mengajarkan teknik semata tetapi juga membuka jendela bagi siswa Sekolah Dasar untuk melihat dunia dengan cara baru yaitu menghubungkan pembelajaran seni dengan isu-isu nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Melalui pembelajaran seni rupa pembuatan Eco-Print ini dapat merangsang sensorik dan motorik halus anak,mengembangkan rasa estetika,serta kesadaran lingkungan.Siswa diajak untuk berinteraksi langsung dengan alam.Mereka belajar mengenali jenis-jenis daun dan bunga, sehingga mereka bisa mempelajari karakteristik tanaman serta proses kimia alami yang terjadi saat daun tersebut dicetak pada kain.

Dalam Batik Eco-Print, bahan-bahan alami seperti daun, bunga, dan kulit kayu digunakan untuk mencetak motif pada kain. Penggunaan bahan-bahan alami tersebut membawa dampak positif, dalam upaya meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya konservasi lingkungan dan pelestarian alam.

Eco-Print memberikan ruang bagi imajinasi siswa Sekolah Dasar untuk berkembang tanpa batas.Setiap anak memiliki cara unik dalam mengekspresikan diri melalui warna dan bentuk yang mereka pilih. Mereka belajar berpikir kritis dan berinovasi, menciptakan karya yang mencerminkan kepribadian masing-masing,sehingga setiap cetakan yang dihasilkan adalah jejak dari eksplorasi mereka terhadap keindahan alam.

Keunikan setiap karya yang dihasilkan, menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri pada anak-anak ketika mereka melihat hasil karya mereka yang unik.Setiap hasil karya Batik Eco-Print yang dihasilkan pastinya memiliki karakteristik penyampaian perasaan yang tidak sama.Artinya setiap eco-print dengan penggunaan bahan-bahan organik yang berbeda, menghasilkan corak dan warna yang unik dan berbeda pula.Hal inilah yang menambah nilai artistik dan eksklusifitas pada setiap kain batik yang dihasilkan. Oleh karena itu,karya ecoprint bersifat individual, tidak ada dua karya yang sama, sehingga anak-anak merasa dihargai atas kreativitas mereka.

Jadi,dapat disimpulkan bahwa Ecoprint bukan sekadar seni rupa,tetapi jembatan magis antara seni dan pembelajaran ramah lingkungan siswa.Pengenalan seni melalui Eco-Print ini dapat dijadikan sebagai pilihan untuk berkontribusi pada sebuah perjalanan yang penuh warna dalam menciptakan karya seni menuju kesadaran akan pentingnya menjaga bumi tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline