Penyebab libur panjang sekolah untuk pencegahaan penyebaran Covid-19 secara luas. Membuat para pedagang yang berjualan di depan sekolah SD Negeri Jatake 5 menjadi sepi yang biasanya dikerumunin anak-anak. Para murid diminta untuk belajar dirumah masing-masing. Selama 14 hari diliburkan nya sekolah.
Sementara, sejak sekolah diliburkan karena wabah Virus Corona, berdampak langsung pada pedagang kaki lima. Seperti yang terlihat di kampung Dumpit, pedagang merasakan sepi pembeli. Ada salah satu dari penjual saya wawancara, bernama sardi (35), seorang pedagang cireng warga Dumpit RT 002 RW 003, Kecamatan Jatiuwung, mengaku sepi pembeli sejak sekolah diliburkan, pendapatan pun menurun, Senin (16/3/2020).
"Saya merasa sedih karena biasanya rame pembeli sejak diliburkan sekolah jadi sepi," ujar Sardi. Walaupun sepi pembeli Sardi tetap semangat dalam berjualan makanan dengan penjual lain yang merasakan hal yang sama.
"Kemarin saya berkeliling kampung mendorong gerobak agar ada pembeli tetapi tetap saja sepi, jauh dari hari biasanya sebelum mewabahnya virus Corona ini,"imbuhnya.
Demi mencari nafkah terpaksa tetap berjualan meski sepi. "Kalau saya mengikuti aturan pemerintah dirumah saja, bagaimana saya bisa menafkahi keluarga jadi saya harus tetap berjualan.
"Mudah-mudahan wabah dari virus Corona ini cepat menghilang, karena dampak yang saya rasakan omset menurun bagi kami pedagang kecil," ujarnya. Jalan pajajaran no 78 lenggang sekali tak seperti biasanya dipadati kendaraan antar jemput sekolah.
Mulai pekan lalu, beberapa sekolah yang diliburkan diperpanjang hingga juni. Ujian Nasional ditunda sempat terdengar ditiadakan juga. Berbagai komentar baik pro atau kontra bermunculan, baik di kalangan siswa, orang tua sampai guru-guru bahan pengamat mengenai belajar di rumah yang ditetapkan Pemerintah.
Upaya untuk memastikan anak-anak belajar di rumah dan tidak bermain ke warnet, main games atau ke mall, beberapa Pemda seperti Kota Tangerang dan beberapa wilayah lainnya menurunkan personil Satpol PP melakukan operasi di masyarakat.
Jika ditemukan ada anak main games di warnet atau mall akan diminta pulang bahkan orang tuanya dipanggil. Sementara, bagi sebagian orang tua yang mendampingi atau mengajari anaknya belajar di rumah juga mengeluh bahkan kesal dengan berbagai keluhan yang bermunculan di medsos.
Mulai stress, pusing, bahkan protes keras karena merasa tugas yang diberikan para guru secara online terlalu banyak dan berat. Tidak sedikit orang tua langsung protes bahkan minta beban tugas dikurangi.
Dengan berbagai alasan serta fakta masing-masing. Mulai kebanyakan beban, anak stres, bahkan sampai sakit dan masuk rumah sakit. Tentu kita semua harus maklum. Kondisi ini terpaksa diberlakukan karena keadaan darurat serta mencegah bahaya yang lebih besar dari penyebaran covid-19 ini.