Lihat ke Halaman Asli

Jabatan Tinggi

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jika kita berada sebuah jabatan tinggi, gaji besar, tunjangan bnyak, rumah mewah, mobil mewah, di elu- elukan,
fasilitas mewah dan mudah, dikeliling wanita cantik (jika anda pria), hampir tiap hr mendpt hadiah mewah (bisa brupa gepokan uang), jalan2 dlm luar negri gratis plus menginap di hotel super waaah. namun disisi lain kita ditekan/­diancam untk mendata tangani hal2 yg tdk jelas, dipaksa menyetujui hal2 yg dpt merugikan orang bnyak.
jika menolak maka setiap hari, setiap waktu ditekan, dirayu melalui wanita cantik, jika tar bergeming maka tekanan itu akan datang dr keluarga sendiri (bs jd dr istri, jk anda lelaki)....

mulanya kita dielu- elukan, dibujuk untuk menduduki sebuah jabatan kosong, ketika kita trbujuk rayu mau ga mau kita harus mau berkorban agar trpilih, tabungan, rumah, mobil tergadaikan demi jabatan. tak apa berkorban toh akan kembali saat sudah menduduki jabatan tersebut.

disaat sudah terpilih, hal yg pertama dilakukan adalah bgaimana caranya agar pengorbanan yg telah dilakukan untuk kembali, apalg hampir setiap hari mendengar anak istri merengek minta ini itu.

Mungkin inilah yg melahirkan tindakan KORUPSI, ini pemikiran saya sebagai masyarakat biasa.
setebal- tebal iman seseorang pasti akan goyah juga jika berada diposisi ini, mungkin.

jika kita sudah kaya (seorang pengusa), dan diberi jabatan ini maka hal yg pertama dilakukan adalah menutup kerugian.
yg namanya pengusaha berprinsip "bagaimana mencari untung sbesar- besarnya"

bagaimana menurut anda?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline