Lihat ke Halaman Asli

Pelatihan Pembuatan Tester Kit Sebagai Deteksi Awal Boraks dan Formalin pada Makanan di Lingkungan MGMP Kimia Jakarta Selatan 2

Diperbarui: 3 September 2024   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi 

Makanan merupakan komponen yang beperan sangat penting bagi manusia. Keamanan makanan sangat perlu dijaga karena dampaknya yang besar bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak sekali makanan yang tercemar oleh boraks dan formalin. Penggunaan boraks dan formalin banyak ditemukan pada makanan sehari-hari seperti bakso, somay, mie basah, dan lainnya. Penggunaan bahan berbahaya ini dilakukan untuk mengawetkan makanan agar tahan lama dan kenyal sehingga lebih menarik.

Penggunaan boraks sebagai bahan makanan telah dilarang, sebagaimana tercantum dalam Permenkes RI No.033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, yang menyebutkan bahwa asam borat dan senyawanya (boric acid) termasuk dalam bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan. Formalin juga telah dilarang penggunaannya sebagai bahan makanan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 tentang Bahan Kimia yang dilarang penggunaannya dalam produk pangan karena berbahaya bagi kesehatan. Meski demikian, masih banyak pedagang dan produsen yang tidak bertanggung jawab menggunakan boraks dan formalin sebagai bahan tambahan makanan.

"Sebagian besar pendeteksian boraks dan formalin dilakukan di laboratorium menggunakan alat laboratorium dan reagen kimia khusus. Oleh karena itu harus dikembangkan metode pendeteksian yang sederhana dan ekonomis sebagai alternatif pengujian. Salah satunya dengan pembuatan Tester Kit boraks dan formalin dengan memanfaatkan ekstrak kunyit dan ubi jalar ungu sebagai indikator pendeteksi. Pemanfaatan bahan alami ini harus dikembangkan agar penggunannya dapat digunakan kapan saja secara mudah dan praktis," ujar dosen Kimia UNJ, Yussi Pratiwi, dalam keterangannya, Kamis (29/8).

Kondisi tersebut menginspirasi dosen Kimia Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yaitu Yussi Pratiwi, M.Sc. dan tiga orang mahasiswa prodi Kimia FMIPA UNJ (Inez Trinanda, Miftah Aulia, dan Rivqi Triputra R. H.)  bekerja sama dengan MGMP Kimia Jakarta Selatan 2 dalam mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan Tester Kit berbasis bahan alami untuk mendeteksi boraks dan formalin pada makanan.

Pada 29 Agustus 2024 bertempat di SMAN 82 Jakarta, guru-guru diberikan pengetahuan bahaya boraks dan formalin terhadap metabolisme tubuh, pemanfaatan bahan alami untuk membuat Tester Kit boraks dan formalin pada makanan, serta potensi usaha Tester Kit boraks dan formalin.

Guru-guru yang mengikuti pelatihan ini menunjukkan antusiasme yang tinggi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada warga sekolah di lingkungan MGMP Kimia Jakarta Selatan 2 mengenai pembuatan Tester Kit boraks dan formalin dengan memanfaatkan bahan alami untuk keamanan makanan dan kesehatan, serta meningkatkan keterampilan dan kewaspadaan masyarakat terhadap makanan yang dikonsumsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline