Lihat ke Halaman Asli

Pelatihan Pengembangan Instrument Tes Diagnostik untuk Mendeteksi Miskonsepsi pada Materi Struktur Atom bagi Guru-Guru Kimia di MGMP Jakarta Selatan 2

Diperbarui: 30 Agustus 2024   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Kualitas dalam pembelajaran dapat terlihat dari guru yang dapat menyampaikan materi dengan baik dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta mampu memahami materi dengan baik. Perlu adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan guru dalam proses pembelajaran salah satunya dengan menyiapkan media pembelajaran yang menarik serta melaksanakan kegiatan penilaian yang baik.

Penilaian merupakan sebuah tahapan kegiatan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran, dilaksanakan oleh guru untuk mengukur sejauh mana tingkat pencapaian pembelajaran untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa tugas utama guru sebagai pendidik profesional tidak hanya mendidik melainkan guru juga harus melakukan penilaian dan mengevaluasi peserta didik.

Proses penilaian memerlukan instrumen penilaian. Pembuatan instrumen penilaian diawali dengan mengkaji ATP mata pelajaran sebagai acuan dalam  membuat rancangan dan kriteria penilaian, pemilihan teknik penilaian yang sesuai dengan  indikator, pengembangan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih, dan pembuatan kisi-kisi test. Test diagnostik merupakan jenis test yang dapat digunakan untuk mengukur kemungkinan miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa.

Stuktur atom merupakan materi kimia yang tingkat miskonsepsinya cukup tinggi. Untuk meminimalisir tingkat miskonsepsi siswa pada materi kimia maka diperlukan pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru Kimia SMA di wilayah MGMP Jakarta Selatan 2 untuk menyusun test diagnostik.

Penyusunan test diagnostik yang bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi yang mungkin dimiliki oleh siswa juga bisa dijadikan sebuah jembatan untuk melaksanakan kegiatan evaluasi  dalam pembelajaran yang lebih baik. Test Diagnostik three-tier dapat digunakan juga oleh guru untuk menganalisis hubungan antara tingkat miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa dengan tingkat kepercayaan diri siswa terhadap jawaban yang diberikannya. 

Dokumen Pribadi 

Pelatihan dilakukan secara luring yang diikuti oleh 25 guru. Kegiatan dimulai dengan mengeksplorasi pemahaman guru kimia mengenai miskonsepsi. Pelatihan ini berfokus pada empat pokok bahasan yaitu definisi miskonsepsi, penyebab miskonsepsi, dampak miskonsepsi terhadap pembelajaran, dan instrumen test untuk mendeteksi miskonsepsi

Setelah mengeksplorasi pemahaman guru mengenai miskonsepsi. Pelatihan dilanjut dengan menjelaskan penyebab miskonsepsi dan dampak miskonsepsi terhadap pembelajaran. Kegiatan ini ditutup dengan pemberian instrumen test untuk mendeteksi miskonsepsi. Para guru diberikan latihan soal test diagnostik three-tier pada materi struktur atom melalui gform.  

Bapak dan ibu guru selaku peserta pelatihan sangat berantusias dengan penyelenggaraan pelatihan ini dan sangat berharap pembimbingan dalam penerapan di pembelajaran dan penelitian mengenai Test Diagnostik untuk Mendeteksi Miskonsepsi Siswa. Kegiatan ini selanjutnya akan dikembangkan di masa yang akan datang agar program studi Pendidikan Kimia UNJ dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran kimia yang selanjutnya berdampak kepada kompetensi siswa sebagai generasi masa datang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline