Lihat ke Halaman Asli

Rika Sintya

Mahasiswa Biasa

Ramadan Pertama di Kota Orang

Diperbarui: 21 Mei 2018   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di tahun 2017 aku merantau di kota orang dan itu juga menandakan bahwa aku menjalani bulan ramadhan di perantauan pada tahun 2018. Meski pada saat menyambut bulan puasa aku berkumpul bersama keluargaku tapi aku harus tetap menjalani sisa ramadhan hampir kurang lebih 29 hari di kota orang yang menurutku sangat asing ini. Bagaimana tidak terasa asing banyak sekali hal-hal yang berbeda yang aku rasakan saat aku menjalani bulan ramadhan bersama keluarga dengan aku harus menjalaninya sendiri saat ini. 

Hal pertama yang terasa asing adalah ketika saat sahur aku bangun sudah tinggal menyantap makanan yang telah disediakan oleh ibu ku dan pada saat berbuka kami selalu membuat takjil untuk berbuka bersama-sama, tapi saat ini aku harus menyiapkannya sendiri dan makannya sendiri pada saat sahur meskipun pada saat berbuka aku selalu bersama dengan keluarga kedua ku di pramuka.

Hal kedua yaitu sensasi ketika ramadhan dikampung halaman ku sangatlah berbeda dengan disini meskipun dalam segi berbuat kebaikkan semua berbondong-bondong, tapi entahlah kenapa aku merasakan hal yang berbeda.

Meskipun dengan berat hati tapi aku tetap mensyukuri karena aku masih bisa bertemu dengan ramadhan di ahun ini, semoga kita semua dapat bertemu di ramadhan tahun depan. Marhaban Ya Ramadhan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline