Lihat ke Halaman Asli

Rika Rosilawati

Alumni Mahasiswa Universitas Majalengka

Budaya Menulis di Kalangan Mahasiswa

Diperbarui: 14 November 2023   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

                                                                                     

                                                                                           BUDAYA MENULIS DI KALANGAN MAHASISWA

                                                                                                  

        Menulis merupakan proses kreatif untuk menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulisan. Bahkan budaya menulis bagi mahasiswa adalah kegiatan sehari-hari yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap mahasiswa, dengan seringnya menulis mahasiswa dapat pula mengeluarkan ide apa yang ingin diutarakan kembali kedalam tulisan tersebut karena menulis mencakup seluruh kegiatan yang melibatkan pikiran, perasaan, khayalan, kemauan serta keyakinan. Menulis pun berkaitan  dengan membaca, karena membaca adalah kunci untuk menulis dan proses berpikir secara cermat. bagaimana ketika kita sedang membaca tentu saja kita dapat mengeluarkan ide-ide yang terpenting yang ada dalam pikiran kita, bisa saja ketika kita membaca kita dapat langsung menuliskannya suatu ide tersebut.

         Mahasiswa dapat menulis dengan sesuka hatinya, di kalangan mahasiswa itu berbeda-beda selera dalam menulis terkadang ada yang selalu menuliskan cerpen, novel, puisi, makalah dan tugas-tugas lainnya. Semakin kita banyak  menulis, tentu saja gerakan tangan dan imajinasi kita akan bisa lebih terlatih dengan baik, dalam mengeluarkan suatu bacaan yang penting, sehingga dapat juga melatih dengan berbagai kata-kata, makna, bahasa, nilai, dan sudut pandang. Sering kita mengembangkan budaya menulis tentu saja akan lebih memperbanyak wawasan dalam menulis. Menulis memang bukan perkara mudah, tapi juga bukan perkara sulit, tetapi kemampuan menulis merupakan kewajiban setiap mahasiswa sebagai orang terpelajar. Tradisi menulis mahasiswa bukan hanya sekedar pada lingkup penulisan makalah, laporan atau tugas-tugas lainnya, tapi juga pada lingkup penyampaian gagasan sebagai upaya pendokumentasian sejarah pribadi. Karena penyampaian gagasan dapat dituangkan dengan sarana menulis yang berdampak negatif dan inovatif. Bahkan mahasiswa tidak hanya menulis laporan dan tugas, tetapi juga yang berkaitan dengan karya ilmiah yang membutuhkan pertanggung jawaban, baik isi maupun kebenaran ilmiahnya sehingga mahasiswa dituntut untuk terus belajar. Sebagai insan akademis yang kreatif dan inovatif, kegiatan menulis yang dilakukan secara rutin dan terus berlatih sehingga saraf gerakan tangan ketika menulisnya dapat lentur. Membaca bukan hanya sekedar mendapat asupan informasi saja, tapi juga untuk memperoleh ketajaman analisis dan berpikir terhadapat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan juga dapat mengembangkan kosa kata dalam gaya penulisan demi baiknya tulisan yang dihasilkan. Mahasiswa dapat menghasilkan tulisan dengan gaya dan ciri khas yang unik. Tentu saja seorang mahasiswa juga harus mempersiapkan diri dengan bekal memadai supaya tulisan yang dihasilkan merupakan hasil wacana yang menarik sehingga memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Terkadang pada kalangan mahasiswa zaman sekarang , mahasiswa yang mestinya identic dengan aktivitas membaca dan menulis, justru kompetensi kearah sana sangat rendah, kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang kemudian menjadikannya unggul dalam bidang tertentu dan sangat siap untuk bersaing. Untuk mengembangkan diri ada berbagai cara, yang salah satunya dapat dilakukan dengan membuat karya tulis ilmiah. Karena menulis karya tulis sendiri, adalah sebuah upaya pengembangan diri mahasiswa dalam mengekspresikan diri. Selalu saja dalam menulis banyak kendalanya diantaranya ada rasa malas, untuk mengutarakan sebuah tulisan, ada juga yang mengeluh karena banyaknya menulis selalu bikin pegal, suka menunda, kurang membaca catatan yang akan ditulis, malas ketika seharusnya mengecek ulang tulisan, seperti ada tulisan yang dibuat sehingga menyebabkan adanya banyak kesalahan ketik (typo), adanya kalimat ambigu, adanya ketidak sinkronan antara kutipan yang di isi tulisan, dan dari sisi mahasiswa mereka banyak yang tidak mempunyai budaya membaca dengan baik. Untuk menulis sebenarnya tidak sulit, kita hanya butuh membuka pikira kita, tuangkan apa yang ada dalam otak kita, semuanya curahkan ke dalam tulisan. Sehingga untuk mengembangkan budaya menulis, memang itu harus lahir dari diri masing-masing, tetapi kiranya perlu diadakan berbagai perlatihan-perlatihan jurnalistik, kemudian lomba-lomba yang berbau menulis yang dapat menarik minat mereka, misalnya membuat artikel, makalah, cerpen atau yang lainnya, dan yang tidak kalah penting adalah acara yang mengandung motivasi-motivasi untuk membudayakan menulis. Adapun manfaat apabila kita terampil dan terbiasa menulis adalah perasaan lebih mudah untuk mengembangkan apa yang ada di dalam pikiran dan hati untuk dituangkan ke atas sebuah media. Seorang mahasiswa pun dituntut untuk mengembangkan diri mereka dalam hal tulis-menulis ini. Mahasiswa menumbuhkan budaya tulis-menulis di kalangan masyarakat kampus memiliki nilai yang sangat penting. Terkadang ada seberapa mahasiswa yang berfikir bahwa menulis itu merupakan kegiatan membuang-buang waktu karena tidak adanya penghargaan dari pemerintah. Bahkan selalu ada manfaatnya menulis bagi mahasiswa yaitu,1) menambah wawasan karena menulis akan membawa seseorang untuk memperluas cakrawala, mengenali diri, mendorong seseorang berpikir dan berbahasa secara benar, 2) melengkapi kewajiban, karena sebagai mahasiswa tentu kita mendapatkan tugas dari pembimbing kita, 3) berbagi informasi kepada pembaca karena salah satu menulis adalah berbagi informasi kepada semua yang membaca tulisan kita, 4) melatih kekritisan mahasiswa karena, mahasiswa yang tidak ada waktu untuk turun ke jalan terhadap suatu hal yang menjadi permasalahan di masyarakat dapat menyalurkan pendapatnya melalui tulisan. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa seharusnya membudayakan menulis agar dapat menjadi generasi yang membawa perubahan. Kita bisa memulai dari tulisan yang lebih bermutu. Mahasiswa pun merupakan generasi muda yang memiliki peranan penting dalam proses maju dan berkembangnya suatu bangsa. Justru mahasiswa dituntut untuk memiliki potensi, kecerdasan, semangat yang luar biasa, serta budi pekerti luhur. Adapun cara yang dapat diterapkan untuk melestarikan budaya menulis yaitu, 1) pembiasaan diri sejak dini karena pendidikan seorang anak dimulai dari keluarga, lingkungan belajar dan lingkungan masyaraat, 2) membiasakan diri untuk membaca, karena pada dasarnya membaca merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan menulis, 3) memotivasi diri, menghilangkan rasa malas, serta menamkan sifat percaya diri, karena segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang tidak lepas dari niat, 4) membuat wadah pelatihan penulisan suatu karya, karena hambatan atau kendala lain yang dihadapi mahasiswa dalam menghasilkan tulisan ilmiah adalah terbatasnya wadah bagi mahasiswa untuk berlatih. Tentu saja bila mahasiswa sangat rajin atau giat menulis mungkin ada bakat dalam membenamkan diri dalam proses kreatif. Karena ketika menulis, itu berarti seseorang tersebut menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya menemukan pemecahan. dan ketika proses kreatif tersebut semakin dilatih, sesorang akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif. Menumbuhkan budaya menulis terseut hal yang pertama kali yang harus dimiliki yaitu menumbuhkan dulu kecintaan dan kebiasaan kits dalam hal membac, sebab dibutuhkan kemampuan ataupun kecerdasan bahasa guna mengungkapkan pemikiran agar ketika menulis, seorang penulis dapat dengan mudah dalam hal pemilihan kata yang tepat dalam tulisanya, dan membaca merupakan solusinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak juga kata-kata yang bisa diproduksi, membacapun sesuai kebutuhan menjadikan tulisan lebih bernilai karena memiliki dasar-dasar yang kuat. Tentu saja dengan membaca seseorang mempunyai wawasan yang lebih luas dan memiliki perspektif lain mengenai dunia yang sedang digeluti. Namun untuk membangun budaya membaca dan menulis dibutuhkan sarana dan prasarana yaitu buku dan perpustakaan, seringkali ada mahasiswa yang selalu mengunjungi ke perpustakaan.                                                                                                                                                                                                




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline