Lihat ke Halaman Asli

Rikana Erdianti

Jurnal Rei

Long Distance Religion

Diperbarui: 28 Maret 2022   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cinta adalah anugerah dari Tuhan kepada insan manusia, tanpanya manusia tidak dapat merasakan kasih sayang. Aku bekerja di kota besar di Jawa Barat, sudah sekitar 4 tahun lamanya aku memulai karir di kota ini. Ya, akhirnya kota impianku dapat kusinggahi dan betapa beruntungnya aku mendapatkan pekerjaan di sini.

Hari demi hari kulalui dengan kesibukan kerja, dari pagi hingga sore hari kuhabiskan waktuku dalam bekerja. Aku memiliki sedikit sekali teman, dan mungkin aku hanya memiliki satu teman dekat saja di tempat kerjaku. Temanku ini selalu mendukungku dan menemaniku disaat aku butuh dorongan.

Suatu hari, ada pesan masuk di instagramku. Pesan tersebut dari seorang pria yang ternyata adalah seniorku di tempat kerja. Dia mengucapkan terima kasih karena sudah mengikuti balik instagramnya. 

Mungkin aku merasa aneh sekaligus senang karena akhirnya memiliki teman baru dan itu pria. Tanpa sengaja aku dan dirinya saling berbalas pesan, tidak kusangka sepertinya dia pria yang baik dan "nyambung" jika mengobrol. 

Akhirnya aku "stalking" instagramnya, ya sayangnya aku mendapati hal yang sangat berbeda darinya, ya.., keyakinan. Tapi sepertinya tak masalah jika hanya berteman dan untuk pergi main bersamanya. Tak terasa beberapa bulan berlalu, aku sepertinya rasaku hanyut dengan perlakuannya padaku, dia bisa membuatku nyaman kapanpun, dimanapun. Mungkinkah aku jatuh hati padanya?

Setelah sekian lama bersama dengannya, akhirnya dia mengatakan hal yang membuatku kaget. Tak disangka dia menyatakan perasaannya padaku, entah aku harus senang atau sedih, karena aku tahu bahwa kita sangat berbeda dalam akidah, di sisi lain aku senang dan nyaman dengannya tetapi aku pun kuatir akan perbedaan kita. Tetapi bagiku pribadi perbedaan tak masalah asalkan kita tetap menghormati dan menghargai mahluk ciptaan-Nya. Memang terasa berat dan pada akhirnya aku menjalani kisahku ini.

" Jatuh hati tidak pernah bisa memilih, Tuhan yang memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline