Lihat ke Halaman Asli

Mengatasi Stigma: Persepsi Masyarakat terhadap Penyakit Mental

Diperbarui: 25 Juni 2024   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : pinterest

Di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masih ada satu hal yang tampaknya bergerak lambat: pemahaman masyarakat tentang penyakit mental. Stigma terhadap penyakit mental bukan hanya menghambat mereka yang membutuhkan bantuan untuk mencari pengobatan, tetapi juga menciptakan dinding pemisah dalam masyarakat yang seharusnya inklusif.

Penyakit mental sering kali disalahpahami sebagai kelemahan karakter atau bahkan hukuman atas perbuatan di masa lalu. Persepsi ini berakar pada kurangnya edukasi dan informasi yang tersedia bagi masyarakat. Padahal, seperti penyakit fisik, penyakit mental adalah kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian medis dan dukungan emosional.

Untuk mengatasi stigma ini, langkah pertama adalah edukasi. Media massa dan platform digital memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi yang benar tentang penyakit mental. Artikel, podcast, dan video edukatif dapat membantu mengubah narasi yang selama ini terbangun. 

Kedua, keterlibatan tokoh masyarakat dan influencer dalam kampanye kesadaran dapat memberikan dampak yang signifikan. Ketika mereka berbicara, banyak yang mendengarkan. Penggunaan platform mereka untuk membahas isu penyakit mental dapat membuka mata banyak orang.

Ketiga, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat harus bekerja sama untuk menyediakan fasilitas kesehatan mental yang memadai. Dari puskesmas hingga rumah sakit, akses terhadap layanan kesehatan mental harus diperluas. Selain itu, pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk menangani pasien dengan penyakit mental juga perlu ditingkatkan.

Terakhir, kita sebagai masyarakat harus membuka diri dan belajar lebih banyak. Mendengarkan cerita mereka yang berjuang dengan penyakit mental dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan empati yang lebih dalam. Kita semua memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif.

Dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat berharap bahwa stigma terhadap penyakit mental akan berkurang. Kita dapat membangun masyarakat yang lebih sehat, tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline