Lihat ke Halaman Asli

Rika Deplyana

Mahasiswa

Praktik Audit Investigatif di Indonesia

Diperbarui: 12 Oktober 2023   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa pekan lalu Universitas Pamulang Serang telah melaksanakan Seminar Case Study Praktik Audit Investigatif tentang Polemik Laporan Keuangan yang diikuti oleh ratusan mahasiswa jurusan Akutansi di Aula Universitas Pamulang, Sabtu (07/10/2023).

Dalam seminar tersebut, salah satu narasumber ternama dari Praktisi Kantor Akuntan Publik (KAP), Firman Jofani, S.E, M.E, CA, CPA, CPI, AK, CA, menjelaskan kasus keuangan yang dialami PT. Asuransi Jiwasraya (Persero).

Firman Jofani menuturkan, PT. Asuransi Jiwasraya pada tahun 2004 lalu telah mengalami kesulitan. Saat itu perusahaan melaporkan cadangan yang lebih kecil daripada seharusnya, insolvency mencapai Rp 2,769 triliun.

Ia juga melanjutkan, problematika perusahaan tersebut berlanjut seperti yang terlihat pada slied saat Praktisi Akuntan Publik Firman Jofani menampilkan PT. Asuransi Jiwasraya pada tahun 2006 hingga 2007, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia menunjukkan nilai ekuitas Jiwasraya negatif Rp 3,29 triliun karena aset yang dimiliki jauh lebih kecil dibandingkan dengan kewajiban.

Sehingga BPK Republik Indonesia memberikan opini disclaimer untuk laporan keuangan 2006 dan 2007 karena penyajian informasi cadangan tidak dapat diyakini kebenarannya.

Menurut Firman Jofani Skandal PT. Asuransi Jiwasraya memasuki tahun 2008 sampai 2009 menjelaskan jika defisit semakin besar yakni Rp 5,7 triliun di 2008 dan Rp 6,3 triliun di 2009.

Maka pada awal tahun 2009 PT. Jiwasraya mulai melakukan langkah-langkah penyelamatan jangka pendek atau dapat dikenal istilah (re-asuransi), hal tersebut sebagaimana saran dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pihaknya menyampaikan kepada direksi Jiwasraya bahwa akan tetap mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan dan meminta langkah-langkah kongkrit secara menyeluruh sehingga permasalahan Jiwasraya dapat diselesaikan.

Hingga pada tahun 2010 samapi 2012 PT. Jiwasraya melanjutkan skema re-asuransi dan mencatatkan surplus sebesar Rp 1,3 triliun akhir tahun 2011. Firman menjelaskan sampai PT. Jiwasraya menyampaikan alternatif penyelesaian komprehensif dan fundamental yang sifatnya jangka panjang.

Disamping skandal Defisit Keuangan yang dialami PT. Jiwasraya, Firman Jofani saat Seminar Case Study Praktik Audit Investigatif tentang Polemik Laporan Keuangan menuturkan hal tersebut merupakan tidak maksimalnya praktek audit keuangan.

Ia menurutkan materi jenis-jenis audit terbagi menjadi 3 bagian, yakni audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

Pada slied Firman Jofani menampilkan, audit laporan adalah sebuah evaluasi dari entitas (organisasi, perusahaan, atau lembaga) yang tujuannya untuk memberikan pendapat independen atau pihak ketiga atas laporan keuangannya secara lengkap, akurat, dan juga relevan dalam hal apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline