Langit abu-abu seperti belum bayar listrik lagi.
Butir airnya seperti paket dropshipper,
Datang tiba-tiba, tak tahu dari mana asalnya.
Aku menatap jendela dengan secangkir kopi,
Tapi yang kulihat bukan romantisasi.
Melainkan jemuran tetangga,
Melambaikan baju seperti ingin berkata, "Tolong aku!"
Sepasang sandal di teras basah kuyup,
Mungkin mereka mencari pemiliknya.
“Kenapa kami harus lembab sendirian?
Padahal kan bisa diajak masuk bareng.”
Hujan adalah waktu terbaik untuk rebahan,
Tapi ternyata ponselku berdering tanpa ampun.
“Udah ujan nih, makan bakso yuk!”
Eh, siapa yang ngajak? Iklan ternyata, sial betul.
Tapi ya sudahlah, hujan tetap keren,
Bisa bikin semua jadi pelan.
Kecuali curhat mantan di pesan singkat,
Yang tiba-tiba minta balikan.
Hai kawan, jangan benci hujan,
Dia cuma drama queen dari langit.
Di balik semua basah dan sendu,
Ada canda tawa yang menunggu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H