Hari ini hujan rintik-rintik, tapi entah kenapa tubuhku terasa panas. Padahal saat ini diriku sedang dalam posisi enak selonjoran di kursi sofa yang empuk, dengan suhu ruang yang lumayan dingin karena pendingin ruangan yang disetel pada temperatur maksimal. Layar televisi yang besar menjulang di hadapanku menampilkan grup musik kpop BlackPink kesukaanku, namun hal itu tidak bisa meredakan kegelisahan hatiku saat ini. Aku merasa sangat gundah gulana tanpa kutahu penyebabnya. Kenapa oh kenapa...
Kuputuskan untuk mencari tahu penyebab kegalauan hati ini. Daripada hanya bermuram durja dan sekedar merenung, juga serasa menduduki kursi panas yang sangat tidak nyaman untuk ditempati saat ini. Aku bangkit dari posisiku yang semula tengkurap di sofa, lalu menyenderkan punggungku sambil mencari posisi yang nyaman. Kupejamkan mata dan mencoba untuk relaks dan menenangkan diri. Kuambil nafas dalam-dalam sambil mengembangkan diafragma sebesar-besarnya, cukup untuk menampung semua udara yang tadi aku hirup. Tarik napas, kemudian keluarkan...
Kuhembuskan secara perlahan nafas keluar dari hidungku, namun dengan mulut tetap tertutup. Kuulangi beberapa saat sampai aku merasa tenang dan damai. Wah, boleh juga nih teknik pernafasan Buteyko yang pernah dipraktekkan si babu sok bule dan sok cantik di depanku beberapa hari yang lalu. Tak sia-sia aku diam-diam mengamatinya pada saat ia latihan saat itu. Walaupun sebenarnya aku gengsi, tapi rasa penasaran mengalahkan harga diriku. Tanpa sepengetahuannya, aku mencatat semuanya di kepalaku semua langkah-langkah yang dia lakukan. Ternyata bagus juga untuk meredakan keresahan hatiku saat ini.
Aku merasakan mataku mulai berat dan beberapa kali aku menguap pertanda rasa kantuk telah datang. Di saat mata mulai kriyep-kriyep hendak menutup, tiba-tiba gangguan itu datang. "Tolong geser sedikit ya Tuan, emang Tuan aja yang bisa rebahan di sofa. Aku capek, tapi Tuan mana mau tau. Ah Tuan tuh cuma tau beres aja semua. Kerja Tuan setiap hari cuma makan, minum, nonton, tidur."
Ealah, dasar babu kurang ajar, sungguh tidak sopan terhadap majikan, sungutku dalam hati. Lagi enak-enak mau tidur malah dia datang-datang mengganggu kenikmatan waktu istirahatku. Wajar dong kalau kerjaanku hanya makan, minum, nonton, tidur dan berleha-leha. Aku kan majikannya, dia babuku. Berani-beraninya dia ngedumel langsung di depanku. Ingin kuberteriak sekencang-kencangnya dan memarahinya sekeras-kerasnya. Tapi apa dayaku, hanya satu kata yang mampu kuucapkan dan keluar dari mulutku. "Meong..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H