Lihat ke Halaman Asli

Rika Andriani

Guru Matematika SMaA

Mencari Bibit Penulis Handal Melalui Ramadhan Literasi

Diperbarui: 28 Juni 2022   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Sanlat atau Pesantren Kilat merupakan kegiatan wajib yang selalu ada di setiap sekolah di bulan Ramadhan. Kegiatan keagamaan yang diselenggaakan secara khas oleh sekolah dengan mengundang beberapa narasumber untuk memberikan ceramah pada murid-muridnya.

Namun, ada yang berbeda di sanlat tahun ini di sekolah kami. Kegiatan sanlat di sekolah kami diberi nama Ramadhan Literasi. Sesuai dengan katanya, dalam kegiatan ini mengandung kegiatan literasi. Dalam kegiatan literasi ada dua hal yang bis akita lakukan, yakni membaca dan menulis.

Pada kegiatan Ramadhan Literasi ini, murid diberikan pilihan untuk fokus di aktivitas membaca atau menulis. Untuk murid yang memilih membaca, maka mereka diberi targetan untuk membaca dan menghapalkan ayat suci alqur'an, seperti menghapal surat Al Waqiah. Sedangkan untuk murid yang memilih menulis, maka akan difokuskan untuk menghasilakn sebuah tulisan berupa buku.

Kami meyakini dari sekian banyak murid yang memilih aktivitas menulis, ada murid-murid yang memiliki potensi menjadi seorang penulis handal. Melalui kegiatan ini, kami berupa untuk menuntun mereka, memfasilitasi dan menghantarkan hingga mampu meghasilakn sebuah buku.

Murid yang akan fokus pada kegiatan menulis, kami kelompokkan. Mereka akan dibimbing oleh seorang guru yang berpengalaman dalam menulis. Baik itu guru Bahasa Indonesia, ataupun guru mata pelajarn lain yang sudah berpengalaman dan pernah membuat artikel atau buku.

Setelah pengelompokkan, murid diberi kebebasan untuk menentukan jenis karya yang akan mereka tulis, apakah berupa kumpulan  puisi, cerpen, biografi, novel, atau cerita lainnya. Murid diberikan waktu untuk brainstoarming, memerenung untuk menemukan ide, karya apa yang akan ditulisnya. Guru pembimbing memberikan arahan, baik dari aturan penulisan sesuai ketentuan penulisan buku.

Murid diberikan waktu selama dua minggu untuk dapat melaporkan kemajuan naskah yang ditulisnya. Dari 10 kelompok yang ada, hanya dua kelompok yang mampu melaporkan secara berkala perkembangan tulisannya. Sisanya, mogok ditengah jalan.

Ternyata walapun ide sudah muncul di awal, tidak mudah menyelesaikan naskah dalam waktu dua minggu. Karya mereka sempat magkrak ditelan liburan Idul Fitri. Tak ada progress berarti selama liburan Idul Fitri,  buku yang diharapkan dapat naik cetak pacsa lebaran pun belum jelas nasibnya.

Murid diminta melakukan reflksi dan evaluaasi bersama, pernyataan mereka rata-rata sama, stuck untuk mengeluarkan kata-kata. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim literasi. Setelah kami Analisa, yang diperlukan oleh murid adalah motivasi untuk Kembali membangunkan gairah menulis yang semapt tertidur.

Seluruh murid di kegiatan menulis ini kami kumpulkan di selasar sekolah, diberikan motivasi dari Kepala Sekolah, yang juga sudah menulis lebih dari 10 buku. Kepala sekolah berbagi cerita inspiratif dalam menulis. Ada pula beberapa murid yang progress menulisnya cukup baik, diminta untuk berbagi tips dan trik bagaimana cara menjaga mood menulis tetap hadir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline