Lihat ke Halaman Asli

Rika Salsabila Raya

Jurnalisme dan ibu dua anak

Morat-Marit Perawat di Indonesia

Diperbarui: 13 Maret 2023   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang perawat. Foto: KOMPAS/RIZA FATHONI

Profesi perawat di Indonesia merupakan sebuah profesi yang cukup dikenal, tak jarang muda-mudi Indonesia memiliki minat yang tinggi untuk menjadi perawat. 

Saat ini di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah kumulatif tenaga perawat yang sudah teregistrasi atau memiliki surat tanda registrasi (STR) mulai 2012 hingga 2021 tercatat sekitar 1.097.000, termasuk yang melakukan registrasi ulang. 

Sementara per Februari 2022 jumlah perawat dengan STR aktif berjumlah sekitar 633.000 dengan rasio 2,46 per 1.000 penduduk. Bayangkan, berapa banyaknya para perawat di negeri ini yang diklaim oleh Kemenkes, sudah dilakukan pemerataan berkala termasuk golongan PNS dan Non-PNS. Apalagi, ramai dengan rencana adanya pengadaan P3K yang katanya dapat memenuhi hak-hak pekerja di sektor pemerintahan. 

Kementerian Kesehatan dalam rapat bersama komisi IX DPR-RI bukan saja menyentil soal BPJS kesehatan yang dinilai defisit, melainkan juga menyinggung kinerja perawat di rumah sakit yang seola-olah digambarkan sebagai pembantu. 

Hal ini memang menjadi masalah klasik, ketika Menkes Budi juga turut merasakan betapa kontrasnya perbedaan 'kasta' antara perawat dan dokter di rumah sakit seluruh Indonesia. 

Ketika menonton acara televisi sejenis Grey Anatomy, Code Blue, dan sejenisnya, seringkali perawat digambarkan memang bekerja bersama dokter tetapi tidak terlalu ditonjolkan. 

Segmen lainnya ketika film The Good Nurse rilis di Netflix, semua mata tertuju kepada kasus perawat yang membunuh pasien. Lantas, pertanyaan pun muncul, apakah perawat memiliki kinerja yang sama seperti dokter? 

Perbedaan yang Jarang Ditelisik

Perawat tentu memiliki jalan sejarah yang berbeda dengan dokter, ibarat pagar tetangga yang menyatu karena di tanah yang sama. Dokter tentu memiliki sejarah karena akar ilmu nya, dimulai sejak masa Mesir Kuno, kejayaan Islam dan imperialisme di negeri barat. 

Benang emas ilmu kedokteran melahirkan pars tokoh yang terkenal, seperti Ibnu Sina, atau di Indonesia Dr. Cipto lulusan Stovia. Profesi dokter dahulu kala memang identik dengan kaum laki-laki terlihat dari alur sejarah kedokteran yang banyak menuliskan peran para dokter yang terkenal karena jasa-jasanya. 

Selain itu, upaya penyembuhan, penemuan-penemuan di bidang pengobatan yang dianggap sebagai senjata ketahanan hidup menjadi indikator bahwa label "dokter" Erat dengan label pahlawan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline